Amankan Kawasan Kadang Tak Kenal Libur

IMG 20220503 WA00112 - Zonanusantara.com
Bernard Herman Leu (foto istimewa)
IMG 20220503 WA00112 - Zonanusantara.com
Bernard Herman Leu diantara pasukannya. (foto istimewa)

JAKARTA – Tugas dan pengabdian kadang tidak mengenal waktu. Apalagi tugas tersebut berhubungan dengan masalah keamanan dan kenyamanan suatu kawasan yang luasnya mencapai ribuan.

Realitas ini dihadapi Bernardus Herman Leu, atau lazim disapa Herman bagi relasi kerjanya. Herman mendapat tugas untuk mengamankan kawasan Jababeka, bersamaan dengan musim lebaran tahun ini.

Read More

“Ini masalah keamanan kawasan termasuk pemukiman warga. Jadi harus dijaga,”kata Herman, Selasa (3/5) petang

Ayah tiga anak ini menyatakan untuk tugas dimaksud ia bersama pasukannya (Security) kawasan siaga selama 1X24 jam secara bergantian (sift). Kawasan seluas 5000 hektare, yang di dalamnya terdapat sekitar 2000an pabrik, termasuk pemukiman warga, tanggung jawab berada di atas pundaknya.

Baca Juga :  Syukuran, Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin: Saya Tidak Ingin Jadi Gubernur

Pelatih bela diri tangan kosong Merpati Putih untuk Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) ini menjelaskan bertugas sebagai anggota pengamanan, membutuhkan perhatian ekstra dan penuh kewaspadaan tinggi. Hal ini dikarenakan masalah keamanan berhadapan langsung dengan manusia termasuk barang.

Kendati wilayah kerjanya tergolong kompleks terkait keamanan, Herman yang memiliki anak buah dengan jumlah mendekati angka 1000 ini selalu siap memproteksi setiap adanya indikasi yang berpotensi mengganggu Kamtibmas dalam wilayah kerjanya.

Untuk diketahui Herman yang kini bermukim di Pondok Gede ini, pernah menjadi atlet pencak silat mewakili Yogyakarta, di tingkat nasional. Ia beberapa kali menggondol medali emas dalam pekan olahraga tingkat daerah (Porda) Yogyakarta, maupun pertandingan di tingkat nasional.

Baca Juga :  Semarak Idul Fitri di Namibia - Afrika

Atas prestasi tersebut, alumnus Seminari Lalian Atambua NTT ini dinobatkan sebagai pesilat terbaik nasional. Penghargaan tersebut diperoleh pada tahun 1990.

Puncaknya ia kemudian didaulat untuk melatih pencak silat tangan kosong Merpati Putih untuk anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Cijantung, sekitar tahun 1992.

Meski usia tak lagi muda, namun secara fisik masih kuat mengemban tugas sebagai pelatih. Memiliki postur tubuh atletis, Herman yang selalu tampil profile ini menganut falsafah ilmu padi. “Masih ada langit di atas langit,”pungkasnya merendah, sambil melempar senyum.

 

 

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *