Cari Jalan Damai Ketua DPRD Sultra Turun Gunung

Screenshot 2021 09 05 17 44 30 46 - Zonanusantara.com
Kotbah di Masjid
sosmed-whatsapp-green
Zonanusantara.com Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Screenshot 2021 09 05 17 44 30 46 1 - Zonanusantara.com
Kotbah di Masjid

Siang itu, udara di langit Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) cerah. Sesekali matahari menyengat dengan pancaran sinarnya yang tidak membakar kulit.

Di tengah hingar bingar aktivitas masyarakat di hari itu, Jumat 3 September 2021 tampak seorang pria hadir dan berbaur bersama masyarakat yang sementara berdemo menuntut hak – hak atas tanahnya yang dirampas sebuah perusahaan tambang di daerah itu.

Usut punya usut pria yang memakai jaket dibalut kemeja warna kotak-kotak itu, tiada lain orang nomor satu di Lembaga Legislatif, Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Pria dengan usia matang itu, adalah Abdurrahman Saleh. Kehadiran Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) di tengah masyarakat yang sedang mencari keadilan atas nasib mereka, laksana oase di padang gurun.

Ketua DPRD ini tanpa dikomando langsung naik ke mimbar. Dengan suara lantang ia mempertanyakan komitmen perusahaan yang telah membuat kesepakatan sejak 2013 silam. Di situ disebutkan perusahaan tidak mengelola lahan tersebut selama belum adanya kesepakatan dengan pemilik lahan.

Baca Juga :  Sentuhan Kasih Biarawan Katolik asal Sumatera Utara

Sengketa warga melawan PT Ceria Nugraha Indotama dipicu masalah lahan. Informasi yang diperoleh lahan seluas 100 hektare yang dikelola perusahaan, 25 hektare milik warga setempat. Masalah ini kemudian meluas dan kian rumit, lantaran masyarakat dan pihak perusahaan belum ada titik temu.

Screenshot 2021 09 05 18 50 21 66 - Zonanusantara.com
Hanya pelaut yang mampu menerjang ombak. Petarug tak kenal lelah

Sebagai wakil rakyat, Abdurrahman Saleh tidak ingin masyarakat menjadi penonton di kampungnya sendiri. Ia harus menjadi tuan atas hak dan kedaulatan yang dimiliki. Meski pun ia juga mempersilakan perusahaan untuk tetap bekerja dengan tidak melanggar aturan.

“Kita mencari solusi bukan untuk menentukan siapa menang siapa kalah. Biarkan masyarakat menggarap lahannya dan menikmati hasilnya. Sebab mereka lahir dan besar di sini,” ujarnya.

Politisi partai matahari terbit ini menghendaki ada penyelesaian menyuluruh dengan tidak merugikan pihak lain. Ketegasan tersebut praktis membuat dirinya sontak menjadi figur panutan. Di panggung ia menjadi singa podium. Orasi – orasinya memukau. Membakar semangat juang masyarakat yang nyaris padam. Di masjid ia menyampaikan khotbah jumat sebagai pengingat kepada sang khalik sekaligus mengulang mengingatkan warga untuk tetap sabar & tawakkal memperjuangkan hak dengan tetap berharap rahmat Allah swt.

Baca Juga :  Selangkah Lagi

Ketika turun dari panggung usai berorasi, bersama warga dan rombongan mereka melakukan sholat jumat di mana iya menjadi imamnya.

Kini masyarakat mendapat kekuatan dan menaruh harapan pada pundak Abdurrahman Saleh. Perjuangan memang belum selesai dan masih panjang. Namun tidak akan menyurutkan arah dan semangatnya.

Hidup bagai biduk di laut lepas. Sebagai orang Bugis Bone ia memegang teguh falsafah Bugis klasik ” Pura babbara sompekko, pura tangkisi gulikku, ulebbirengngi tellengnge natowalia “. Yang berarti kurang lebih ” Sekali Layar Terkembang Pantang Biduk Surut ke Pantai”

Ikuti Zonanusantara.com untuk mendapatkan informasi terkini.
Klik WhatsApp Channel & Google News

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *