MALANG – Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Kota Malang mengakui telah mengeluarkan surat teguran untuk beberapa penyedia barang dan jasa yang dinilai kurang berprogres dalam melakukan pekerjaannya.
Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga DPUPRPKP Kota Malang Kristian Bagus Muryanto mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan surat teguran untuk tiga kontraktor yang telah mendapatkan pekerjaan baik secara tender atau lelang, maupun Penunjukan Langsung, bahkan pekerjaan insidental.
“Kami (DPUPRPKP) sudah mengeluarkan tiga surat teguran untuk kontraktor yang dinilai progresnya lambat,” ucapnya pria yang akrab disapa Bagus, saat dihubungi melalui WhatsApp, Rabu (12/7).
Bagus menjelaskan, penerbitan surat teguran atau surat peringatan itu dilakukan agar pihak kontraktor dapat segera menyelesaikan pekerjaannya sesuai jadwal waktu yang diberikan.
“Jadi SP ini untuk peringatan kontraktor, agar tidak ada deviasi ketidaksesuaian pekerjaan,” jelasnya.
Bahkan, lanjut Bagus, pihaknya juga terus memantau beberapa proyek yang ada di DPUPRPKP Kota Malang, agar terus berprogres.
“Rencananya kami akan mengeluarkan SP untuk CV Bumi Putra Perkasa, tapi setelah dipanggil dan diimbau agar terus berprogres, mereka sudah sesuai progres,” tegasnya.
Pemanggilan itu, tambah Bagus, dilakukan karena CV Bumi Putra Perkasa dalam melakukan pengerjaan proyek pembangunan bozem di kawasan Kelurahan Tunggul Wulung, Kecamatan Lowokwaru, tidak sesuai progres pengerjaannya
“Kemarin CV Bumi Putra Perkasa selaku pemenang tender Bozem sudah kita panggil, karena muncul deviasi ketidaksesuaian pekerjaan yang dianggap lambat, dan saat ini sudah sesuai progres,” tegasnya.
Sebagai informasi, pekerjaan proyek pembangunan bozem di kawasan Kelurahan Tunggul Wulung, Kecamatan Lowokwaru yang memakan anggaran sebesar Rp 5 miliar dengan pemenang tender CV Bumi Putra Perkasa, beralamatkan di Jalan Raya Candi V/187, RT.004, RW.005, Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, tersebut dianggap lambang.
Akan tetapi, pihak CV Bumi Putra Perkasa mengaku bahwa pekerjaan pembangunan bozem tersebut sempat terhenti akibat hujan turun selama dua hari.