BONE–Dr. H. Muh. Aras, SPd, MM, anggota DPR RI dari Komisi V Fraksi PPP, secara resmi meresmikan jembatan gantung Bune di Desa Bune, Kecamatan Libureng, pada hari Sabtu, 13 Januari 2024. Acara peresmian ini dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat, termasuk Kepala Desa Bune, Khaeruddin, anggota DPRD Kabupaten Bone A. Taufik, dan Tripika Kecamatan.
Pengguntingan pita sebagai tanda peresmian pembangunan jembatan dilakukan oleh Dr. H. Muh. Aras, SPd, MM, sebagai bentuk dukungan atas pembangunan infrastruktur tersebut. Para hadirin, termasuk masyarakat Desa Bune, menyaksikan momen bersejarah ini dengan antusias.
Pembangunan jembatan gantung ini adalah bagian dari inisiatif dan aspirasi masyarakat setempat untuk meningkatkan kualitas infrastruktur dan keselamatan warga. Sebagai anggota DPR RI, Dr. H. Muh. Aras, SPd, MM, turut memperjuangkan dan mendorong pembangunan jembatan tersebut.
Camat Libureng, Andi Syamsul Musria, dalam sambutannya menyampaikan bahwa jembatan Desa Bune telah mengalami beberapa kali perbaikan karena kondisi yang tidak memadai. Setiap rapat di tingkat desa, pembahasan tentang jembatan ini selalu menjadi fokus, terutama mengingat beberapa tahun lalu terjadi dua kejadian tragis yang menelan korban jiwa akibat jatuh dari jembatan tersebut.
“Anda dapat membayangkan betapa pentingnya jembatan ini bagi masyarakat setempat. Adanya usulan dan aspirasi dari Bapak Haji Aras menjadi pendorong utama terwujudnya pembangunan ini, meskipun dalam kondisi sulit akibat pandemi COVID-19 dan inflasi,” ujar Andi Syamsul Musria.
Pemerintah Kabupaten Bone, Kecamatan, dan Desa mengucapkan terima kasih kepada Dr. H. Muh. Aras, SPd, MM, yang dengan gigih menyuarakan aspirasi masyarakat sehingga pembangunan jembatan gantung di Desa Bune dapat direalisasikan. Jembatan ini kini tidak hanya menjadi sarana transportasi yang aman, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi konektivitas antar desa, memudahkan mobilitas masyarakat, dan meningkatkan potensi ekonomi lokal.
Alamsyah, Perwakilan Kepala Balai Jalan dan Jembatan Nasional Provinsi Sulawesi Selatan, mengungkapkan bahwa Jembatan Gantung Desa Bune di Kecamatan Libureng merupakan salah satu proyek yang berhasil terealisasi berkat dukungan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Proyek ini juga menjadi buah dari usulan dan aspirasi Dr. H. Muh. Aras S.Pd MM.
Dengan penuh rasa terima kasih, Alamsyah menyampaikan apresiasi kepada Dr. H. Muh. Aras atas kontribusinya dalam mewujudkan proyek tersebut. “Kita melihat secara teknis, jembatan ini memiliki panjang sekitar 100 meter dengan pondasi kaison di kedua ujungnya, baik arah Inbound maupun Outbound. Selain itu, kami juga telah mengerjakan jalan terdekat sepanjang kurang lebih 50 meter dari kedua arah tersebut,” ucap Alamsyah.
Proyek ini menjadi nyata berkat aspirasi dan usulan yang diajukan oleh Dr. H. Muh. Aras.
“Kami kembali mengucapkan terima kasih kepada beliau atas aspirasinya sehingga jembatan ini dapat terlaksana pada tahun 2023. Kami berharap agar ke depan masih akan ada usulan-usulan atau aspirasi dari beliau untuk kegiatan pembangunan jembatan gantung di desa atau lokasi lainnya,” tambahnya.
Tidak lupa, Alamsyah menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat sekitar yang telah memberikan dukungan dan kemudahan dalam proses pembangunan. “Kami juga tak lupa menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya pada masyarakat, khususnya di sekitar lokasi pekerjaan, atas bantuan dan kemudahan yang diberikan kepada kami, terutama dari Bapak Kepala Desa. Ini sangat membantu kami dalam menyelesaikan pekerjaan fisik jembatan gantung ini,” ujarnya.
Alamsyah berharap agar masyarakat, khususnya di sekitaran Desa Kabupaten Bone, dapat menjaga dan merawat jembatan ini dengan baik. “Harapan kami, jembatan ini dapat terus melayani aktivitas keseharian warga dengan baik. Dengan kerjasama dan perhatian dari masyarakat, infrastruktur ini akan menjadi aset berharga untuk masa depan,” tutup Alamsyah.
Sementara itu, Anggota DPR RI dari Komisi V Fraksi PPP, Dr. H. Muh. Aras, SPd., MM, yang dikenal dengan tagline Peduli dan Kerja Nyata, menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah desa setempat atas inisiasi pelaksanaan peresmian jembatan gantung Desa Bune. Dalam pernyataannya, Dr. Aras menekankan pentingnya kerja bersama untuk kemaslahatan umat dan kepentingan masyarakat.
“Kami sangat berharap bahwa apa yang kita laksanakan pada hari ini adalah sesuatu yang bermakna jangka panjang bagi kita semua. Ini adalah perjuangan bersama dengan teman-teman kita yang ada di lapangan. Semua ini untuk kemaslahatan umat dan kepentingan masyarakat,” ujar Dr. Aras.
Beliau juga mengungkapkan dukungan yang diterima dari berbagai pihak, baik pemerintah daerah maupun teman-teman dengan jabatan strategis. “Hal-hal seperti ini tidak bisa kita hadirkan tanpa adanya dukungan, tanpa adanya support baik dari pemerintah daerah maupun teman-teman yang punya jabatan strategis untuk melaksanakan program-program seperti ini,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, Dr. Aras mengucapkan terima kasih kepada Ibu Andi Herawati, mantan kepala desa Bune, yang memberikan informasi mengenai keberadaan jembatan yang membutuhkan perhatian. Meskipun awalnya tidak pernah mengunjungi tempat tersebut, Dr. Aras merespons tuntutan profesi sebagai anggota DPR dengan keterlibatan langsung.
“Sebelumnya saya tidak pernah hadir dan tidak pernah datang ke tempat ini. Saya hanya sebatas di Jalan Poros, tetapi karena ini tuntutan profesi sebagai anggota DPR, sebagai wakil rakyat, oleh karenanya kami pasti akan hadir setiap saat,” ungkapnya.
Dr. H. Aras juga menegaskan komitmen anggota DPR untuk selalu hadir bersama masyarakat, mengatakan bahwa di sinilah sumber inspirasi dan aspirasi yang sebenarnya muncul. Ia mengakui bahwa hanya dengan berputar-putar di Senayan atau di berbagai wilayah tidak akan menghasilkan aspirasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Peresmian jembatan gantung Desa Bune merupakan yang keenam yang dilakukan oleh Dr. Aras. Ia mencatat bahwa awalnya tidak menyangka dapat memberikan aspirasi sebanyak itu, namun dengan perjuangan dan doa dari seluruh masyarakat, program-program tersebut dapat diwujudkan.
Jembatan pertama yang diberikan kepada masyarakat adalah di Walimpong, di mana sebelumnya tidak ada jembatan dan akses keluar kampung terbatas oleh sungai Walannae. Dr. Aras juga memaparkan bahwa usulan masyarakat Desa Bune sudah berulang kali tidak terlaksana hingga akhirnya ia turun tangan.
“Pada saat Ibu Kepala Desa datang ke saya, saya katakan cukup kita tandatangani kertas ini sebagai desa yang membutuhkan jembatan gantung. Alhamdulillah, kini sudah dapat kita nikmati jembatannya,” tutup Dr. Aras dengan penuh kebahagiaan. (*)