BONE– Pj Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. Bahtiar Baharuddin, MSi, menjalin silaturahmi dengan para pengusaha kapal Kabupaten Bone dalam sebuah pertemuan yang berlangsung di Caralla Cafe pada Selasa, 23 Januari 2024. Dalam kesempatan tersebut, Pj Gubernur menyampaikan visinya untuk mengembalikan kejayaan Kabupaten Bone dengan mengembangkan infrastruktur vital, termasuk bandara dan pelabuhan.
Pj Gubernur Dr. Bahtiar Baharuddin, MSi memaparkan harapannya untuk mengembangkan Bandara di Kabupaten Bone agar dapat menerima pendaratan pesawat Boein. Saat ini, jalur runway bandara setempat hanya memiliki panjang 1.600 meter, dan Pj Gubernur berencana untuk meningkatkannya menjadi 2.500 meter. Hal ini diharapkan dapat mendukung pendaratan pesawat Boein di Kabupaten Bone, memudahkan konektivitas dan memacu pertumbuhan ekonomi daerah.
Selain itu, pembangunan Pelabuhan Pattiro Bajo juga menjadi fokus dalam pertemuan tersebut. Pj Gubernur berambisi menjadikan pelabuhan ini sebagai pelabuhan kontainer yang dapat mendukung aktivitas perdagangan ekspor dan impor. Dengan demikian, Bone diharapkan dapat kembali menjadi pusat perdagangan ekonomi pesisir, seperti yang terjadi 700 hingga 1000 tahun lalu.
Dalam sambutannya, Pj Gubernur Dr. Bahtiar Baharuddin, MSi mengingatkan bahwa sejarah Teluk Bone pernah menjadi jalur perdagangan ekonomi yang ramai, namun seiring waktu, daerah ini hanya menjadi daerah penyeberangan. Makassar, sebagai ibu kota provinsi, menjadi pusat perdagangan yang menyedot kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, Pj Gubernur memiliki komitmen untuk mengembalikan kejayaan daerahnya.
Pj Gubernur juga mengungkapkan masalah aksesibilitas yang menjadi hambatan pembangunan di Kabupaten Bone. Menurutnya, jalan yang menuju daerah ini seringkali mengalami kerusakan cepat karena semua kegiatan transportasi terpusat melalui Makassar. Oleh karena itu, ia mengajak untuk meningkatkan infrastruktur dan mengoptimalkan bandara sebagai solusi bagi hambatan tersebut.
Dalam konteks ini, Pj Gubernur menyadari pentingnya peran bandara Bone sebagai bandara penyangga setelah Makassar. Dengan meningkatkan panjang runway, diharapkan bandara ini dapat menjadi alternatif jika kondisi cuaca tidak mendukung di bandara utama Makassar.
Pejabat Gubernur Sulawesi Selatan juga mengungkapkan rencananya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi di wilayah Teluk Bone. Dalam sebuah pertemuan dengan para Bupati di wilayah tersebut, termasuk Soppeng, Wajo Sinjai, Bulukumba, Wajo, Luwu, dan daerah sekitarnya, Pj Gubernur mengungkapkan potensi besar Kawasan Ekonomi Teluk Bone yang telah terlelap selama ratusan tahun.
“Kawasan Ekonomi Teluk Bone seharusnya menjadi kawasan ekonomi yang menggigil. Ini adalah raksasa yang tidur selama ratusan tahun. Kita perlu mengubah perspektif perencanaan pembangunan kita dengan menghadap ke laut. Semua hasil bumi harus diangkut melalui laut karena jika melalui darat, akan merusak kualitasnya sebelum sampai tujuan. ‘Bonyo agagae nappa lettu,” katanya.
Dalam rangka mewujudkan potensi tersebut, Pj Gubernur menekankan perlunya mendirikan Pelabuhan Kontainer. Dengan semangat membangun mirip dengan Pelabuhan Makassar, ia menginginkan pembentukan Badan Usaha Pelabuhan. Meskipun menyadari bahwa tantangan besar dihadapi dalam hal pendanaan, Pj Gubernur mengajak semua pihak untuk berkolaborasi.
“Tantangannya adalah soal uang. Namun, jika kita memiliki modal sekitar 4 triliun, mari kita bersama-sama mewujudkannya. Pelabuhan ini bukan hanya tentang parkir kapal, tapi bisa menjadi pusat wisata dan hotel. Kawasan Ekonomi Pelabuhan memiliki potensi yang sangat menjanjikan,” tambahnya.
Pj Gubernur menjelaskan bahwa karena keterbatasan anggaran, dia memilih untuk memprioritaskan Bone Pattiro Bajo sebagai lokasi pembangunan pelabuhan kontainer. Meskipun saat ini masih berupa dermaga atau tempat sandar perahu, dia yakin bahwa dengan perencanaan dan investasi yang tepat, wilayah tersebut dapat berkembang menjadi pusat ekonomi yang berpengaruh.
Rencana pembangunan Pelabuhan Kontainer di Teluk Bone ini diharapkan akan membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan potensi pariwisata di wilayah Sulawesi Selatan. (*)