Oleh : Setiawan Liu- Jakarta
Dr Daniel Tjen, boleh saja memasuki masa purnawirawan, dengan pangkat terakhir mayor jenderal (mayjen) bintang dua. Namun selama karier militernya di bidang kesehatan, dr Daniel Tjen akan pernah melupakan Los Palos, sebuah wilayah paling ujung Timor- Timur, (kini negara Timor Leste).
Dalam perbincangannya dengan zonanusantara, di sela-sela shooting Youtube channel di bilangan Glodok Jakarta Barat, belum lama ini.
Rekam jejak selama 30 tahun berkarya di militer, khususnya Kesehatan TNI AD, Mayjen (Purn) Daniel Tjen lulusan fakultas kedokteran Universitas Kristen Djaya, ditugaskan pertama kali di Kodam IX Udayana Denpasar, Bali, ia ditempatkan di rumah sakit di Los Palos, Timor Timur. Wilayah ini paling jauh dari Kota Dili yakni sekitar 248 kilometer.
“Pertama kali, saya berkarya sebagai dokter di rumah sakit di Los Palos (248 km dari Dili, ibu Kota Timor Leste, ke arah tenggara),” ujarnya.
Selama sekian tahun, medan pengabdian saya di jajaran Kesehatan TNI AD, banyak suka dukanya, terutama penempatan di daerah yang cukup keras, seperti Timor Timur (sekarang Timor Leste).
“Di sisi lain, banyak memberikan manfaat, menghadapi perjalanan hidup. Dalam perjalanan karir miiter, saya tidak mengalami hambatan. Saya sangat bersyukur kepada pimpinan TNI AD, TNI dan Presiden pada saat itu,” kata pengurus PPAD (Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat; 2021 – 2026) bidang Sosial Kesejahteraan.
Pengabdian, baginya selagi masih bisa bernafas, (hidup) wajib hukumnya bagi prajurit untuk tetap mengabdi.
Meski sudah purnawirawan pun, ia harus berbagi waktu, tenaga dan pemikiran bagi bangsa dan negara yang terbaik sesuai keahliannya yakni ilmu kedokteran.
Seperti kondisi sekarang, dimana pandemic covid sempat menghantui seluruh negeri bahkan dunia. Pada saat awal 2010, negara Indonesia sudah aktif pada kancah internasional untuk gagasan masalah ketahanan hayati atau health security.
Menurutnya, pandemic covid 19, selain masalah kesehatan masyarakat, juga menggoyahkan infrastruktur. Sehingga beberapa negara termasuk Afrika Selatan.
“Ketika pandemic virus ebola, ketahanan nasionalnya terganggu,” kata putra daerah pulau Bangka, prov. Bangka Belitung (Babel)
Menteri pertahanan pada saat itu, Ryamizard Ryacudu melihat penyakit infeksi sebagai ancaman terberat. Hal ini tertera pada buku putih Kementerian Pertahanan, sehingga masalah kesehatan sangat penting.
Kalau tidak ditangani dengan baik, ketahanan nasional bisa goyah. Tahun 2019, Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo menerbitkan instruksi bagaimana negara menghadapi pandemic global.
Juli 2019, jelas tertulis mengenai kemampuan dan kewenangan kementerian Lembaga yang diberi tugas masing-masing. Sebagaimana global house health index, ada parameter internasional terhadap penilaian kemampuan negara menghadapi pandemic.
“Berdasarkan angka, bahwa Amerika dan Inggris menempati peringkat pertama dan kedua. Tapi kita lihat betapa semrawut penanganan di kedua negara tersebut. (penanganan covid) negara kita relative lebih baik,” kata Daniel