Oleh : Yos Naiobe- Morowali
Pagi yang cerah setelah malam bertaburan mimpi indah. Entah kenapa terlintas di benakku, untuk menulis sepucuk surat yang isinya kurang lebih cerpen. Tentang dirimu, adalah cerita pendek hidupku yang berjalan sangat panjang, tanpa arah pulang.
Ya hanya kamulah yang bisa mengajak aku pulang. Apa yang kita jalani saat ini di luar rencana. Tiba-tiba saja waktu mempertemukan kita. Kita sepakat menjalin cinta, sambil menumbuhkan perasaan kasih dan sayang. Kita pun berjanji pada semesta untuk tidak menodainya.
Ya,…hanya kamulah yang bisa membangkitkan kenangan masa lalu yang telah lama hilang. Aku sendiri tidak mau mengingatnya kembali. Kenangan itu seperti pisau yang menusuk jantung. Namun tak jarang mendatangkan rindu. Rindu ketika malam bergulung-gulung seperti ombak yang terus setia dipermainkan gravitasi bumi. Rindu yang kala mentari merekah, sambil menari nari.
Semenjak aku menerima beberapa lembar foto mu aku semakin rindu pada tatap matamu. Aku menyukai matamu. Semakin menatap foto itu, aku merasa tenggelam ke dalam kelopak matamu. Semakin menatap foto itu,membuatku tidak mau keluar dari matamu.
Aku juga menyukai segala hal tentang dirimu. Masa kecilmu dengan paras ayu pesona desa sedikit minder. Dalam hati aku selalu memanjatkan doa, agar denganku saja kamu ingin menetap.
Makassar, di tengah kesibukan jelang Idul Adha 2024.