MALANG- Kebijakan Pemerintah menerbitkan aturan kenaikan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng (Migor) curah menjadi Rp14 Ribu Rupiah, berimbas pada pengusaha kerupuk. Harga di atas termasuk mahal. Sebelumnya hanya Rp 11.500 perliter.
Pengusaha kecil, Surono, menyatakan terpaksa merumahkan karyawannya karena alasan biaya. Harga migor sebesar Rp 14.500 dinilai mahal apalagi untuk pelanggannya per liter Rp 24.000.
“Sekarang sudah menjadi Rp24 ribu satu liternya, ya gak mau beli,” ujar Surono, Kamis (17/03).
Dengan harga sebesar itu lanjut Surono, mengakibatkan kerugian mencapai Rp 30 juta. Meski demikian tetap nekad memperkerjakan 10 karyawannya.
“Saya lanjutkan produksi karena kasian karyawan saya yang ada 10 orang. Jadi tetap saya lanjut. Kalau saat ini, terpaksa saya harus berhentikan sementara,” terangnya.
Surono menegaskan, dalam satu harinya produsen kerupuk ‘Sahabat’ ini membutuhkan 15 jurigen minyak goreng, yang dalam satu jurigennya berisi 16 liter minyak goreng.
Dengan kebutuhan sebesar 16 liter migor, bisa memproduksi delapan kuintal tepung kanji untuk kerupuk.
“Kejadian seperti ini, baru pertama kali dialaminya. Surono harap cepat stabil agar karyawannya bisa kembali bekerja.