Pengalengan Ikan Sarden Ekspansi ke Kalimantan dan Sumatera 

IMG 20220719 WA0019 - Zonanusantara.com
Foto Setiawan Liu
IMG 20220719 WA0019 - Zonanusantara.com
Foto Setiawan Liu

Jakarta – Pengusaha ikan sarden di Muncar, Banyuwangi Jawa Timur, kini membuka pasar baru atau ekspansi ke
Kalimantan, Sumatera dan daerah lain.

Direktur PT Sumber Yalasamudera
David Wijaya, mengatakan kegiatan produksi berlangsung di Muncar, harus menggunakan jasa freight forwarding untuk distribusi dan pemasaran ikan kaleng di luar pulau dan luar kota. Ia mengisahkan Perusahaan pengalengan ikan sarden didirikan ayahnya Tjipto Soejarwo.

Read More

“Almarhum Papi saya, pak Tjipto
harus buka pasar. _Freight forwarding_ sangat penting karena pengiriman ke luar pulau, terutama Kalimantan, Sumatera. Dulu, pengiriman (barang) masih sangat susah,” katanya, Selasa (19/7).

Selama 52 tahun perjalanan PT Sumber Yalasamudera, menjadi produsen sarden (sardines), fish meal, fish oil dan usaha pengolahan berbahan baku ikan, dan sudah beberapa kali jatuh bangun sampai akhirnya terus merambah pasar ekspor.

Baca Juga :  Pemkab Malang Mengambil Langkah Humanis, Ajak Buruh Jaga Hubungan tetap Kondusif

“Alm. Jiang Yi Jung yang pertama kali membangun usaha pengolahan, cikal bakalnya PT Sumber Yalasamudera,” ujarnya.

Setelah meninggal, perusahaan diteruskan kepada anaknya, yakni Tjipto Soedjarwo Tjoek. Dibawah kendali Tjipto Soejarwo, distribusi sampai ke beberapa kota di Kalimantan, Sumatera.
” Ia buka kantor _forwarding_ di Tanjung Priok karena dekat pelabuhan. Ia bolak balik (Muncar – Jakarta) dari tahun 1972 – 1983 karena harus tetap mengawasi pasokan ikan di Muncar,” kata David Wijaya yang merupakan putra ketiga alm. Tjipto Soejarwo.

Berkat kerja keras terutama usaha forwarding nya, perusahaan berhasil ekspor ke Taiwan, Timur Tengah, Afrika pada tahun 1985. Agent pemasaran di Arab Saudi. Tjipto Soejarwo harus tangani langsung berbagai pekerjaan termasuk pengiriman _trucking_ , gudang, pemasaran di Sumatera, Lampung, Palembang, Pematang Siantar. Kalimantan, Sampit, Pontianak. “Pusat di Sampit (Kalimantan Tengah), Balikpapan (Kalimantan Timur).

Alumnus program S2 Woodbury University’s _MBA program_ , California Amerika ini menjelaskan tahun 1980-an, proses produksi masih manual sampai perlahan-lahan mulai otomatisasi. Proses produksi sudah menggunakan _conveyor belt,_ pemotongan ikan, _cutting_ , pencucian, pengisian ikan, pemasakan awal, pengisian saus sampai bagian pengepakan secara otomatis dan mekanis.

Baca Juga :  Disnaker PMPTSP Kota Malang Tertibkan Objek Pajak Reklame Bodong

Kendari mengalami kemajuan namun acapkali ada masalah dengan
buruh pabrik yang beberapa kali terkena provokasi oleh oknum. Hal ini membuat Tjipto Soejarwo berani mengambil tindakan yang tegas terhadap oknum buruh tersebut.
“Karena terbukti memprovokasi buruh lain, perusahaan pun terpaksa mem-PHK (pemutusan hubungan kerja) yang bersangkutan,” tandasnya.

Dampaknya banyak yang di-PHK karena sering ‘teriak-teriak’ dan bikin keributan. Diakui PT Sumber Yalasamudera) gajinya kecil, tapi setiap hari ada pekerjaan. Dibandingkan dengan pabrik/perusahaan lain, kalau tidak ada stok ikan, buruh dirumahkan.

“Perusahaan kami bisa menyediakan pekerjaan lain misalkan membersihkan pabrik, kaleng. Kami tidak pernah meliburkan buruh. Karena aktivitas dan unit usahanya banyak, dari sarden sampai tepung ikan. Bahkan sejak tahun 2002, kami mulai buka _cold storage_ dan tambak udang,” kata David Wijaya. (Setiawan Liu)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *