BONE–Musim kemarau yang berkepanjangan telah menjadi tantangan serius bagi para petani di Kabupaten Bone. Namun, berkat kerja keras dan inovasi petani setempat, mereka tidak tinggal diam dalam menghadapinya. Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Bone, H. Andi Asman Sulaiman, SSos, MM, mengungkapkan banyak langkah yang telah diambil oleh para petani dalam berbagai desa untuk mengatasi musim kemarau yang berkepanjangan.
Salah satu contoh langkah inovatif datang dari Kelompok Tani Sipatokkong di Desa Matuju, Kecamatan Awangpone. Mereka telah berhasil mengembangkan budi daya Ubi Jalar lokal dengan luas lahan mencapai 6 hektar. Yang membuat inisiatif ini menonjol adalah penggunaan pompaniasi yang mengalirkan air dari alur sungai kecil, memastikan tanaman tetap mendapatkan pasokan air yang cukup. Hal ini menunjukkan tekad petani tersebut untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka di masa EL Nino.
Upaya ini tidak hanya didorong oleh semangat individu, melainkan juga didukung secara kolektif melalui pendampingan Penyuluh Swadaya masyarakat yang terlatih bersama Kordinator BPP dan penyuluh Desa sebagai pengananggung jawab wilayah. Dengan bantuan para pendamping, para petani memiliki pengetahuan dan dukungan yang diperlukan untuk menghadapi musim kemarau yang sulit.
Selain itu, semangat berjuang juga tampak di Desa Padang Loang, di mana budidaya Ubi Jalar diperluas hingga mencapai 250 hektar. Di sini, para petani berkolaborasi untuk menghadapi El Nino yang berkepanjangan. Ini adalah contoh konkret bagaimana petani di Kabupaten Bone terus berupaya dalam menghadapi tantangan alam.
Tidak hanya itu, di Kecamatan Cina, petani tidak hanya menanam ubi jalar, melainkan juga beralih ke budidaya kedelai sebagai alternatif ketika panen alam terhambat. Ini menunjukkan kemampuan adaptasi dan fleksibilitas petani setempat dalam mengatasi berbagai tantangan yang muncul.
Inisiatif dan semangat para petani di Kabupaten Bone dalam menghadapi musim kemarau yang berkepanjangan patut diacungi jempol. Mereka telah menunjukkan bahwa dengan kerja keras, kolaborasi, dan inovasi, mereka dapat mengatasi bahkan tantangan alam yang paling berat. (*)