MALANG – Banyak cara dilakukanPolresta Malang Kota lewat Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Malang Kota melakukan sosialisasi bahaya Covid-19. Salah satunya menghadirkan ‘pocong’ dan ‘keranda mayat’. di beberapa pusat keramaian, Senin (04/07/2021) malam.
Petugas Lantas membayangkan bahaya Covid19 melalui keranda mayat yang bertuliskan bahaya Covid-19 dan korban Covid-19, akibat tidak melakukan protokol kesehatan. Langkah ini ini dilakukan untuk mengedukasi kepatuhan masyarakat karena penyebaran Covid-19, merangkak naik.
Kasat Lantas Polresta Malang Kota, AKP Yoppi Anggi Khrisna melalui Kanit Laka Lantas Iptu Saiful Ilmi.mengatakan lokasi yang dipilih dengan menggunakan pocong yakni di kawasan Jl. KH Agus Salim, pos Mitra, Kecamatan Klojen pada sekitar pukul 20.00 WIB. Sedangkan lokasi selanjutnya, ada di kawasan Jl. Besar Ijen, Kecamatan Klojen. Mengingat, di dua lokasi tersebut menjadi lokasi pemantauan pengendalian kegiatan masyarakat.
“Sebagai bentuk sosialisasi bahaya Covid 19 dan protokol kesehatan. Kami hadirkan, empat pocong dan keranda mayat, korban Covid 19. Semua sebagai gambaran akibat tidak patuh protokol kesehatan (Prokes),” terang Kasat Lantas Polresta Malang Kota, AKP Yoppi Anggi Khrisna melalui Kanit Laka Lantas Satlantas Polresta Malang Kota, Iptu Saiful Ilmi.
Menurut Saiful, pocong dan keranda mayat masih akan terus dijadikan media sosialisasi bahaya Covid19 secara rutin tiap minggunya. Hanya saja, lokasinya bisa saja berpindah ke titik yang lain.
Saiful menghimbau, masyarakat selalu mematuhi prokes dan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Terapkan terus 5M sebagai langkah pencegahan penularan.
Dalam PPKM ini, mobilitas masyarakat dikendalikan. Bila tidak berkepentingan mendesak, disarankan lebih baik di rumah saja.
“Edukasi ini, dilakukan secara rutin, setiap seminggu sekali di beberapa tempat. Untuk hari ini, di Jalan Ijen dan Jalan Agus Salim. Selanjutnya, akan pindah di lokasi lain,” terangnya.
Selain itu, kata Saiful, masyarakat yang berjualan makanan, namun masyarakat yang membeli tidak makan di tempat. Melainkan dibungkus dibawa pulang