Puisi akhir Pekan

Puisi Akhir Pekan
Ist
Sosmed-Whatsapp-Green
Zonanusantara.com Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Puisi Akhir Pekan
Ist

Kisah di Tengah Pandemi

Oleh Kimberly Harefa

Banyak bencana, salah satunya corona
Seperti seorang pengelana
Ada di mana-mana
Barangkali sudah direncana

Kabar pandemi makin tersiar
Banyak jiwa mulai gusar
Satu per satu tubuh tercemar
Tak peduli nama yang bergelar

Sekolah diliburkan
Pencari nafkah menjadi pekerja rumahan
Tak sedikit juga yang diberhentikan
Benar-benar menjadi ancaman

Semua serba daring
Banyak yang menjadi garing
Pun jalanan menjadi kering
Tak ada peluh menetes dari orang yang berkeliling

Kata bosan tak hentinya meluncur manis dari bibir mereka
Di rumah saja seolah tagar paling duka
Bagi mereka yang tak suka sembunyi muka
Kini malah rajin menyetrika

Pejuang di garda terdepan
Bertaruh nyawa demi menyelamatkan
Namun ada saja yang masih meremehkan
Berseliweran untuk sebuah hal yang tak berkepentingan

Tak bisakah sedikit saja menurut
Agar tak ada yang berbuntut
Jangan jadi pengecut
Hingga luka terus berlarut

Baca Juga :  Puisi : Hidup

Hingga hari kemenangan datang
Pandemi belum juga pulang
Mudik serasa mengambang
Padahal sudah lama terbayang-bayang

Ada rindu pada kampung halaman
Namun harus tertahan
Agar semua menjadi aman
Karena pandemi memakan banyak korban

Lantas, apa saja yang sudah dilakukan
Menonton film andalan
Atau membaca buku kenangan
Terserah lakon utama adegan

Semoga segera berakhir
Terbawa laut yang mengalir
Dan kita tetap berpikir
Untuk terus melakukan kebaikan, bukannya malah saling mencibir

#HanyaKataKim
25-5-20

***

Pesona

Hendrika LW

Mentari akhirnya tak berdaya
Sungguh tak berdaya
Setelah separuh waktunya
berdiri tegak di atas bebatuan perkasa

Ia makin tak berdaya
Lesu, tak bergairah
Terkulai dalam pelukan senja
yang menawarkan panorama jingga
hingga memeluk malam,
membangkitkan gairah bulan

Duhai bulan,
pesona alam tiada tara
yang membuat hidupku
bertahan hingga 1000 tahun

Baca Juga :  Beta Inga Mama Janji Pulang e....

Oh….
Pesona
Senja kala
Pelangi
Jingga

Menyeruput di antara ilalang
Mengibas sepoi angin
Mengeliminasi embun
menerjang dingin
Seperti petani memandang hamparan sawah
Setiap fajar menyingsing
Baru pulang setelah senja menjelang

Oh…
Pesona jiwa
Sukma terindah
Menerawang angkasa
Hingga rembulan ikut cemburu
Laksana laut terhempas karang
dalam riuh gelombang
Berkejaran di bibir pantai

Oh….
Pesona jiwa
Nafas yang memburu
Mengukir cinta di kalbu
Menawarkan kisah 1000 janji
Untuk bercumbu selamanya.

***

Eksotik

Kulitnya yang coklat semakin coklat
Teman-teman menyebutnya eksotik
Ah, mendengar kata eksotik, imajinasiku menerawang pada dirinya

Seorang sahabat, dia amat eksotik
Bukan hanya kulitnya tapi juga rambutnya, wajahnya, bibirnya, matanya, hidungnya

Eksotik juga hatinya, pikirannya, perasaannya, dan prosa-prosanya

Sungguh,
Dia terlalu eksotik
Karena dia adalah eksotika itu sendiri

***

Ikuti Zonanusantara.com untuk mendapatkan informasi terkini.
Klik WhatsApp Channel & Google News

Related posts