Rapat Koordinasi Guru Penggerak Cabdis Wilayah III Bone, Permantap Persiapan Menuju Penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka

Rapat Koordinasi Guru Penggerak Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Bone, Persiapan Menuju Penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka_zonanusantara.com
Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Bone menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dan Penguatan Guru Penggerak Jenjang SMA dan SMK se Kabupaten Bone pada Kamis, 18 Januari 2024, di SMKN 7 Bone.

BONE–Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Bone menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dan Penguatan Guru Penggerak Jenjang SMA dan SMK se Kabupaten Bone pada Kamis, 18 Januari 2024, di SMKN 7 Bone. Acara ini dihadiri oleh 60 guru penggerak sebagai persiapan untuk pemantapan pengimbasan implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) oleh Sekolah Penggerak (SP) di seluruh SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Bone.

2728dec7 2a05 4f74 8725 96b5ac70a2df scaled - Zonanusantara.com

Read More

Dalam rakor tersebut, hadir beberapa tokoh penting, termasuk Kepala Seksi Pembinaan SMA dan SMK, KTU (Kepala Tata Usaha), Ketua MKKS SMA dan SMK, Kepala Sekolah Penggerak, dan guru penggerak dari SMA dan SMK.

Drs. A. Syamsu Alam, M.Pd., selaku Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Bone, memberikan sambutan pembukaan, menjelaskan bahwa rakor ini adalah tindak lanjut dari edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan dan bertujuan untuk mendukung program prioritas Menteri Pendidikan Nasional, Nadiem Makarim.

Dalam sambutannya, Drs. A. Syamsu Alam, M.Pd., menyampaikan bahwa rakor ini dilaksanakan dengan mengundang guru penggerak sebagai respons atas dua dasar, yaitu edaran dari kepala dinas pendidikan provinsi Sulawesi Selatan dan dukungan terhadap program prioritas menteri pendidikan nasional. Ia menekankan pentingnya peran guru penggerak dalam persiapan pemantapan implementasi Kurikulum Merdeka di seluruh SMA Negeri dan Swasta.

Baca Juga :  Festival Tunas Bahasa Ibu Dinas Pendidikan, Jadi Ajang Prestasi Bahasa Bugis untuk Generasi Muda Bone

“Kita tergerak melakukan ini karena dua dasar itu. Sehingga rapat ini menjadi penting untuk kita laksanakan dengan menghadirkan guru penggerak,” ujarnya.

Lebih lanjut, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Bone menggarisbawahi bahwa guru penggerak memiliki tugas krusial untuk menggerakkan guru-guru yang masih setia dengan kurikulum lama atau yang masih mengajar dengan cara-cara yang lama. Ia menegaskan bahwa guru penggerak harus memiliki inovasi dan kreativitas dalam menghidupkan pembelajaran, terutama mengingat rendahnya rapor mutu pendidikan di wilayah tersebut.

“Kita tidak mau guru penggerak yang justru mau digerakkan di sekolah. Anda harus memiliki inovasi dan kreativitas dalam menghidupkan pembelajaran. Apalagi rapor mutu pendidikan kita masih terbilang rendah,” katanya.

Dalam konteks peningkatan literasi dan numerasi SMA dan SMK di Bone, Kepala Cabang Dinas Pendidikan menekankan perlunya memastikan bahwa IKM sudah dipahami oleh semua guru. Ia menguraikan bahwa hal-hal yang perlu diluruskan terkait IKM melibatkan cara pembelajaran, asesmen, dan pelaksanaan P5 (Penguatan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).

Rapat koordinasi ini diharapkan dapat memberikan arahan dan dukungan yang memadai bagi guru penggerak dalam mengemban tugasnya dalam memajukan pendidikan di Kabupaten Bone, khususnya dalam implementasi Kurikulum Merdeka yang menjadi fokus utama pendidikan nasional saat ini.

Dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman guru dalam implementasi Indikator Kinerja Utama (IKM), Kasi Pembinaan SMA, Shabiel Zakaria, S.Pd., M.Pd, menekankan tujuannya untuk meratakan pemahaman dan aksi terkait IKM di sekolah-sekolah. Melalui rencana kegiatan pengimbasan sekolah penggerak, diharapkan semua guru dapat memiliki pemahaman yang seragam.

Baca Juga :  Pemkab TTU Gelar FGD Dan Konsultasi Publik

Dijelaskan bahwa salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah melibatkan guru penggerak yang potensial dalam kegiatan pengimbasan sekolah penggerak.

“Pengimbasan ini diharapkan bisa menjadi pemerataan pemahaman dan aksi terkait IKM. Karena itu, saya meminta dukungan guru penggerak demi suksesnya pengimbasan,” ungkapnya.

Menurut Zakaria, masih banyak guru yang kurang memahami esensi dari pelaksanaan pembelajaran, asesmen, dan P5 pada IKM. Oleh karena itu, ia berharap guru penggerak dapat memberikan kontribusi maksimal dalam menggerakkan guru lainnya di sekolah-sekolah lain.

Setelah sambutan dari Kasi Pembinaan SMA, dilanjutkan dengan rapat koordinasi (rakor) yang memberikan kesempatan kepada Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA dan SMK, serta perwakilan dari Sekolah Penggerak, untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik. Fokus utama pembahasan adalah mengelola pembelajaran dan pengelolaan sekolah.

Rakor ini menjadi platform interaktif bagi semua guru penggerak yang hadir untuk saling bertukar ide dan pengalaman guna meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah masing-masing. Di akhir sesi, diharapkan tercipta sinergi yang kuat antar-sekolah untuk mendukung implementasi IKM secara efektif.

Inisiatif pengimbasan sekolah penggerak ini menandai langkah proaktif dalam memajukan kualitas pendidikan melalui pemahaman dan implementasi yang seragam. Dengan dukungan penuh dari guru penggerak, diharapkan hasilnya dapat terlihat dalam peningkatan kualitas pembelajaran di berbagai sekolah. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *