SOLO—Tak kurang dari 500 kiai dan guru ngaji yang tergabung di Relawan Jaringan Ganjar Nusantara (JAGA-NU) di wilayah Karasidenan Soloraya merapatkan barisan.
Mereka mulai mengatur strategi pemenangan untuk pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut tiga.
Kegiatan dikemas dalam kegiatan jamaah Ngaji Bareng Ulama dan Kiai di Hotel Pondok Indaj, Boyolali.
Ratusan guru ngaji dan ulama itu berasal dari Kota Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Sragen, Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali.
Hadir Ketua JAGA-NU Jateng, KH Athoillah Al-Asy’ari. Ia menyampaikan jejaring kiai dan guru ngaji sangat penting untuk mendongkrak suara dan kemenangan paslon Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
“Melalui relawan JAGA-NU ini dan kegiatan ngaji ini merupakan bentuk ikhtiyar menangkal kecurangan. Selain itu memohin kepada Allah agar jalan kemenangan Paslon Nomor 03 dimudahkan,” kata kiai yang akrab disapa Gus Atok Al-Asy’ari itu.
Hal senada disampaikan KH. Akhmad Charir, SH, Pengasuh Ponpes Dawar Albaaba
Boyolali.
Ia mengingatkan pentingnya memahami kebutuhan pemimpin Indonesia saat ini. Yakni untuk memilih pemimpin harus memiliki rekam jejak yang baik.
Sebab rekam jejak itu bisa buat cerminan kepemimpinan yang akan datang.
Selain ia menggambarkan selama 10 tahun terakhir. “Saat inu satu-satunya calon pemimpin yang peduli pada dunia pesantren hanya Ganjar-Mahfud,” tuturnya.
KH Imaduddin Utsman Al Bantani menyampaikan pentingnya melihat DNA calon pemimpin. Salah satunya harus melihat silsilah yang mengalir pada pemimpin yang kita pilih.
“Saat ini, hanya paslon Ganjar-Mahfud ya g sudah tidak di ragukan DNA ke NUan nya. Baik calon maupun wakilnya adalah orang NU,” tegasnya.