Oleh Setiawan Liu
Rumah Sakit Satya Negara (RS SN) Sunter Jakarta Utara, kini berusia 32 tahun. Dalam kurun waktu puluhan tahun melayani, selalu mengedepankan unsur sosial ketimbang bisnis. Hal ini sesuai tema hari ulang tahun ke 32. “Pelayanan kesehatan tidak semata-mata berorientasi pada bisnis, tetapi juga ada tanggung jawab sossial,”.
Tema ini menuntut management rumah sakit untuk menyelaraskan sisi social dengan penyelenggaraan (kesehatan) kepada pasien.
Kegiatan sosial di acara ulang tahunnya antara lain pengobatan gratis di panti werdha (panti jompo). Hal ini diungkapkan Direktur RS SN Robby Heryanto, Sabtu (26/8).
“Kita bisa melihat masih banyak masyarakat yang kondisinya memprihatinkan. Sehingga komisaris, direksi rumah sakit harus menjalankan fungsi social, bukan sebatas fungsi bisnis pelayanan saja,” kata Robby Heryanto.
Sementara itu, direktur senior RS SN Prof. Dr. dr. Satyanegara, Sp.BS (K) melihat fase perjalanan pengelolaan rumah sakit dari sejak masa lalu sampai masa depan. Hal yang kentara, yakni jumlah kunjungan pasien meningkat. Terutama ketika kasus-kasus seperti DBD (demam berdarah dengue), tipes bahkan pandemic covid-10 masuk ke Indonesia, jumlah pasien hampir tidak tertampung.
“Kita menghadapi pandemic, yang mendera sampai tingkat nasional. Seingat saya, jumlah pasien sampai 120 orang per hari. Kami sampai dikirimi velbed, (tempat tidur) yang sering digunakan di pengungsian bencana, TNI Polri di pinggir jalan,” kata Prof. Satyanegara.
Selama 32 tahun RS SN berdiri, melayani masyarakat, sudah banyak perubahan. Pertama, hal terkait perubahan nama. Sejak 32 tahun yang lalu, sudah tiga kali terjadi perubahan nama. Pertama kali, namanya RS Sunter Agung. lalu, berubah menjadi RS Abdi Waluyo. Yang terakhir, (sampai sekarang) namanya menjadi RS Satya Negara.
“Nama yang mirip nama saya. Karena namanya mirip, beberapa dokter yang sudah bergabung dengan saya selama 32 tahun, dan sempat gabung dengan RS Pusat Pertamina (RSPP). dan mereka bukan mengintil (membuntuti) saya, sebaliknya saya juga merasa nyaman bekerja bersama untuk manage rumah sakit ini,” ujar Prof Satya Negara.
Sejak awal tahun 2000 akhir, atau akhir 2019, RS SN penuh dengan pasien covid. Apalagi pasien yang di Jakarta membludak, kondisinya untel-untelan (istilah Jawa, bergelintir-gelintir). Kondisinya juga tidak beda dengan kegiatan tes swab PCR (untuk diagnosis infeksi virus covid 19). Bahkan ada pasien yang menunggu hasil pemeriksaan Swab PCR keluar sampai 3-6 jam.
“Akhirnya kita dapat alat yang bisa melakukan tes dengan cepat. Untung saja, kasus covid turun. (jumlah kunjungan pasien) Kadang menurun, kadang cukup menggembirakan selama 32 tahun (RS SN) berdiri. Kita perlu terus meningkatkan rasa memiliki terhadap rumah sakit kita, dan mempererat persaudaraan. Sehingga tema (perayaan HUT ke 32 RS SN) Melangkah Bersama Memberikan Pelayanan Dengan Hati,” kata Prof. Satya Negara.