
Pengantar Redaksi:
Hendrika L. Wariati adalah pekerja sosial di Malang, Jawa Timur. Sarjana Pendidikan Bimbingan Konseling alumni Universitas Kanjuruhan Malang ini, aktivis konseling bagi anak-anak dan remaja penyandang disabilitas di panti-panti sosial.
Di sela aktivitasnya sebagai pekerja sosial, perempuan 45 tahun kelahiran Kediri, Jawa Timur ini, juga produktif menulis puisi.
Berikut ini tiga dari puluhan puisinya yang gayut (relevan) dengan kondisi kekinian di Tanah Air. **
DAMAILAH SAUDARAKU
Karya: Hendrika L. Wariati
Hawa di sana
kian memanas
Di sini pun
tak kalah gerah
Beberapa hati
seakan terbakar
oleh situasi
yang tak pasti
Cemooh terdengar riuh
Saling tuduh
Menabur berita keruh
Menggugah emosi
yang makin
tak terkendali
Mengapa?
Mengapa mesti begitu?
Apa yang diributkan?
Sebuah kursi?
Kursi itu amanah,
Saudaraku…
Bukan warisan
nenek moyang
yang bisa
dicincang-cincang
dengan sesuka hati
Lalu, untuk apa bertikai?
Demi harga diri?
Kemudian….
Kita menginjak-injak Ibu Pertiwi
dan mengalirinya dengan darah?
Untuk apa?
Bersabarlah hati,
Saudaraku…
Kursi itu amanah
Hanya hati yang melayani
yang peduli pada negeri ini
yang boleh menduduki
Aku tak tahu
Itu atas nama siapa
Yang kutahu setiap anak negeri
memiliki hak yang sama
Mengikuti kontestasi
Kontestasi yang bersahabat
Kontestasi yang bermartabat
untuk maju bersama
Membangun
Ibu Pertiwi
yang sama-sama
kita cinta
* * * * *
AYO, JAGA INDONESIA
Karya: Hendrika L. Wariati
Indonesia ini milikku
Indonesia ini milikmu
Indonesia ini milik kita
Milik kita bersama
Aku, siapa?
Aku yang cinta
negeri ini
dan selalu siap mengabdi
dengan talenta
yang kumiliki
Kamu, siapa?
Kamu yang cinta
negeri ini
dan selalu siap mengabdi
dengan talenta
yang kamu miliki
Kita, siapa?
Semua yang mendiami
negeri ini
Memiliki hak
dan kewajiban
yang sama
Kendati warna kita beda
Perbedaan
yang kita miliki
adalah
anugerah indah Yang Maha Esa
Ayo, Saudaraku…
Kita jaga Indonesia
“Gemah ripah
loh jinawi”
tata tentram kerta raharja
* * * * *
AKU AWAM
Karya: Hendrika L. Wariati
Aku awam,
tak banyak paham
dengan konten pilitik
seluk-beluk
dan karut-marut
di dalamnya
Aku hanya tahu,
sedikit mengerti
dari yang pernah kudengar
Bahwa politik itu
sarana mencapai
kesejahteraan
Dan aku yakin,
sangat yakin
Bahwa politik itu
baik dan putih adanya
Bukan seperti
“gebyah uyah” orang
Jikalau pun kotor,
tentu bukan politiknya
tetapi tendensi buruk dan aneka kepentingan
yang merancunya
Apakah aku salah?
Katakan “Ya”
jika memang demikian
karena…
sekali lagi,
aku ini awam
Sangat awam
Aku awam,
aku hanya ingin
siapa pun politisi
di negeri ini
bekerja dengan sanubari
Demi keutuhan negeri
Demi kejayaan negeri
Aku awam,
hanya bisa
mengirimi kamu
doa dan dukungan
untuk selalu bergandeng tangan
Satu hati
* * * * *
Malang,
medio Mei 2019