JAKARTA– Damianus Babur, wartawan salah satu media online yang bertugas di Kabupaten Manggarai Timur, belum lama ini mendapat intimidasi, dan ancam verbal dari Sekretaris Dinas Kesehatan (Sudinkes) Kabupaten Manggarai Timur Ani Agas
melalui sambungan telepon, karena ketahuan menawarkan tanah Puskesmas kepada Kapolda NTT, Irjen Pol Johny Asadoma saat berkunjung ke daerah itu. AA juga mengancam akan melakukan somasi kepada Damianus Babur melalui penasihat hukumnya, karena telah merekam dan memviralkan percakapannya dengan Kapolda NTT.
Damianus Babur, mengatakan peristiwa itu terjadi pada Minggu 14 Mei 2023 pkl 14.35. Ia juga mengaku sehari sebelumnya Bupati Manggarai Timur, Andreas Agas, ayah kandung AA, menelepon menggunakan video call namun ia tidak merespon.
“Saya dihubungi Bapak Ande Agas selaku Bupati Manggarai Timur, ayah kandung Sekdinkes melalui panggilan Vidio Call menggunakan aplikasi WhatsApp tetapi saya abaikan,” kata Damianus melalui rilisnya yang diterima media ini, Selasa (16/5/2023) pagi.
Dalam rilisnya, Damianus memaparkan, bahwa, Irjen Pol Johny Asadoma, hadir di lantai 1, Kantor Bupati Manggarai Timur Sabtu lalu dengan agenda tatap muka dengan para pejabat di lingkungan Pemda Matim.
Usai acara, Damianus dan sejumlah rekan media meminta kesediaan Kapolda untuk diwawancarai. Sebelum wawancara, Kapolda dan Sekdinkes Matim, Ani Agas, sedang membicarakan tentang masalah kesehatan di wilayah Manggarai Timur. “Saya dan teman-teman media lainnya yang berada tepat di hadapan mereka saat itu berinisiatif mengambil vidio. Keduanya tidak keberatan direkam dan diambil gambarnya,” kata Damianus.
Dalam percakapan itu, lanjut Damianus Ani Agas menawarkan tanah-tanah Puskesmas yang dihibahkan oleh masyarakat Matim, yang seharusnya untuk kepentingan pembangunan fasilitas kesehatan kepada Kapolda agar dibagun Pospol. Alasan Sekdinkes, tanah-tanah Puskesmas di Matim masih ada yang luas.
Damianus merasa apa yang dilakukan oleh Ani Agas melampaui kewenangannya sebagai Sekdinkes Matim. Penyerahan dan pengalihan peruntukan tanah Puskesmas harus mendapat persetujuan dari DPRD Matim.
Hari yang sama, Damianus share vidio tersebut ke Group Badan Pengurus Forum Komunikasi Alumni PMKRI Matim sebagai bentuk mengkritisi ucapan saudari Sekdinkes caption, “Sejak kapan Ani Agas punya tanah Puskesmas? Tanah-tanah Puskesmas di Matim itu banyak tanah hibah dari masyarakat untuk pembangunan fasilitas kesehatan. Dengan angkuhnya, Ani Agas, menawarkan tanah-tanah itu untuk dibangunkan Pos Polisi. Ngawur !!”
Selain pernyataan dalam WAG tersebut, Damianus juga memviralkan vidio itu melalui akun tik-tok pribadinya dengan nama akun “@damianbabur.”
Damianus mengaku siap meladeni ancaman, intimidasi dan somasi dari Sekdinkes Matim melalui penasihat hukumnya. Ia beralasan apa yang dilakukannya tidak melanggar privasi seseorang.
Vidio yang viral dan langsung mendapat perhatian luas dari masyarakat, rupanya mengganggu kenyamanan Bupati Matim Ande Agas dan putrinya Ani Agas. Ani Agas dengan tegas minta video dan narasinya segera dihapus, karena direkam tanpa izin. Namun Damianus tidak menggubrisnya.
“Saudari Ani Agas selaku Sekdinkes Matim merupakan pejabat publik di mana pernyataanya tidak ada yang dianggap privasi ketika itu disampaikan di ruang publik. Saya tidak melanggar privasinya dan saya tidak akan hapus video itu,” tegas Damianus.
Keberanian Ani Agas menawarkan tanah-tanah Puskesmas di Matim kepada Irjen Pol Johny Asadoma untuk dibangun Pos Polisi mengundang pertanyaan berbagai kalangan. Bagaimana mungkin seorang Sekdinkes berani menawarkan tanah tanpa sepengetahuan Kadiskes Matim dan DPRD Matim? Yang pasti, percakapan antara Ani Agas dan Kapolda NTT saat ini jadi trending topic di tengah masyarakat.
Kapolda NTT Bantah.
Kapolda NTT Irjen Pol Johny Asadoma meradang dan membantah video yang viral berkaitan dengan percakapannya dengan Sekdinkes Matim Ani Agas di Borong, Sabtu (13/5).
“Itu hoax. Saya pertimbangkan langkah hukum terhadap orang yang rekam dan viralkan. Ini soal nama baik” tegasnya sebagaimana dikutip Viva.co.id.