
MALANG, – Penyebaran virus Covid-19 di Kabupaten Malang, Jawa Timur menyebabkan tingkat kebutuhan akan daging sapi menurun.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, Nurcahyo mengatakan, selama pandemi covid-19 ini, permintaan daging menurun. Hal ini kata dia berdampak pada ketersediaan hewan di rumah potong hewan (RPH) yang ada.
Dikatakan dari delapan RPH, sebelum covid pihaknya menyembeli sapi hingga 86 ekor perhari. Dibandingkan saat sekarang hanya kisaran 43 hingga 46 ekor.
“Sekarang berkurang jadi 43 sampai 46 sapi. Karena berkurangnya permintaan daging sapi,” ungkapnya, saat ditemui awak media, Selasa (5/1).
Menurut Nurcahyo, pengurangan penyembelihan daging sapi tersebut lantaran banyaknya warung-warung dan restoran ataupun hotel yang tutup karena sepi pengunjung.
Kendati ada pengurangan sapi potong, namun hal ini tidak berdampak pada para peternak. Para petani kata dia sebelum Covid-19 bisa menjual sapi yang berumur sekitiar dua atau tiga tahun.
“Sekarang harus investasi menjualnya saat musim yang bagus yakni hari raya Idul Adha, karena permintaan daging sapi akan meningkat,” ujarnya.
Dengan begitu, tambah Nurcahyo, meski adanya pandemi Covid-19, dirinya berpendapat tidak berpengaruh kepada perekonomian peternak di Kabupaten Malang.
“Malah untung mereka. Cuma kuncinya berinvestasi saja. Biasanya dijual harian sekarang dijual ketika musim-musim tertentu saja,” tukasnya.
Sebagai informasi, daftar peternak yang terdaftar di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang ada sekitar 200 ribu peternak.
Sedangkan, delapan Rumah Potong Hewan di Kabupaten Malang berada di Kecamatan Wajak, Turen, Bululawang, Gondanglegi, Kepanjen, Tumpang, dan Lawang.