Di atas kertas polos ini
kugoreskan sebuah syair
dengan tinta emas
Kurangkai kata demi kata
persembahan untuk sang guru
Guruku
kini aku melanglang buana
mengepakkan sayap-sayap mimpi
di angkasa tak berbatas ruang dan waktu
Kan kukembangkan ilmu
yang kudapat dari jerih payahmu
Terimakasih guruku
enam tahun lamanya
Engkau rela mentransfer ilmu
sabar membimbing tanpa pamrih
menuntun tanpa berharap balas
meski kadang resah mendesah
sebab kami belum tahu apa apa
Meski usiamu merangkak senja
tapi guratan kasih sayang
dan senyummu tetap merekah
melihat kelucuan dan kepolosan kami
Seperti fajar bersinar
itulah semangatmu kala mengajar
yang tak pernah redup oleh waktu
Guruku
kutulis surat ini dari lembah pengembaraan
setelah kutinggalkan bangku sekolah dasar
tempat aku menyulam kata
dan merangkai kalimat bermakna
bersama kawan-kawan seperjuangan
Terimakasih guruku
kan kukenang cinta dan jasamu
hingga ujung waktu
Kan kubawa kasih sayang dan harapanmu
dalam setiap jejak perjuanganku
meraih mimpi yang tiada mustahil
Kumohon doamu selalu menyertai
langkah kaki kami
agar menjadi pribadi bermanfaat
dan bermartabat
Terimakasih guruku
tiada sesuatu dapat kuberi
untuk membalas putihnya cintamu
Hanya doa kami yang selalu
mengepul di antara cakrawala
semoga engkau dipenuhi
anugerah Sang Maha Cinta
Terimakasih guruku
Terimalah salam hormatku
hormat kami semua
murid-muridmu
Hendrika L.W. : wartawan sastra, penulis buku nyanyian hati, pegiat sosial, dan anggota Persatuan Artis Film (Parfi) Kota Malang