BONE–Ketua Wilayah Serikat Nelayan Nahdatul Ulama (SNNU) Provinsi Sulawesi Selatan, Agil Mappatunru, mengumumkan rencana menarik yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kegiatan keagamaan dan budaya di tengah-tengah masyarakat, khususnya di kalangan mahasiswa yang lebih kritis.
Kedai 97, yang awalnya dikenal sebagai kedai kopi dan sekretariat IKA SMAN 1 Bone, kini akan menjadi lebih dari sekadar tempat santai. Agil Mappatunru berencana menjadikan tempat ini sebagai pusat kegiatan multifungsi, dengan fokus pada Majelis Ngopi. Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan setiap dua bulan sekali.
Melalui Majelis Ngopi, akan dilakukan pembahasan mengenai kitab-kitab Aswaja dan karya-karya lainnya. Agil Mappatunru menjelaskan bahwa kerjasama dengan Lembaga Dakwah NU sangat penting dalam upaya ini. Tujuannya adalah untuk mengembalikan pemahaman yang benar tentang ajaran Aswaja yang selama ini mungkin terdistorsi atau kurang dipahami dengan baik, terutama oleh generasi muda.
Menyoroti pergeseran nilai yang terjadi di kalangan generasi muda saat ini, Agil Mappatunru menekankan pentingnya kembali kepada akar tradisi dan ajaran yang diwarisi dari generasi sebelumnya. Dia mencontohkan praktik-praktik seperti membaca Barzanji saat pindah rumah atau mengikuti adab-adab masuk ke rumah, yang sebenarnya memiliki landasan dalam kitab-kitab yang ada, namun terkadang terabaikan oleh generasi saat ini.
Sasaran utama dari kegiatan ini adalah mahasiswa yang dianggap masih kurang kritis dan kurang memahami ajaran Aswaja secara mendalam. Meskipun awalnya kegiatan akan dilaksanakan di Kedai 97, namun Agil Mappatunru berharap jika antusiasme dan partisipasi masyarakat cukup tinggi, maka kegiatan ini dapat dipindahkan ke tempat yang lebih representatif di masa mendatang.
Dengan langkah ini, diharapkan generasi muda dapat lebih memahami dan menghargai nilai-nilai tradisional yang telah diwariskan oleh leluhur, serta memperkuat pemahaman tentang ajaran agama yang sesuai dengan tradisi dan kearifan lokal. (*)