Oleh Setiawan Liu
Belakangan hasil tangkapan ikan di laut selatan oleh nelayan di Jawa Timur menurun drastis. Menghadapi situasi tersebut Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kab. Banyuwangi mengantisipasi situasi itu dengan membangun koperasi.
Jika kondisi kembali pulih dan hasil tangkapan melimpah bisa dijual ke koperasi. Hal ini diungkapkan Ketua Kadin Banyuwangi, David Wijaya, Rabu (3/5/2023).
Penurunan hasil tangkapan nelayan juga dirasakan perusahaan pengalengan ikan di Banyuwangi, termasuk PT Sumber Yalasamudra. Hal ini disebabkan akibat fenomena alam La Nina pada beberapa tahun silam. Lantaran itu hasil tangkapan ikan plankton menipis, tangkapan ikan semakin drop.
David Wijaya menjelaskan kondisi terparah terjadi pada 2021. Di Banyuwangi terpaksa impor ikan dari Pakistan, India. “Sekarang ini kami sudah membangun sistem rantai pasoknya untuk peningkatan kerjasama nelayan dengan pengusaha pengolahan ikan, terutama sarden,” kata David Wijaya.
Sementara daerah Indonesia Timur termasuk Sulawesi, kondisi sumber daya ikan masih lebih baik. Konsekuensinya, perusahaan seperti Sumber Yalasamudra dengan membeli ikan hasil tangkapan di Indonesia, otomatis cost meningkat.
Secara simultan, Kadin Banyuwangi juga meningkatkan kinerja koperasi termasuk kelancaran kegiatan simpan pinjam uang oleh nelayan. Hanya saja kesadaran nelayan terhadap koperasi belum maksimal, belum ada kepercayaan full.
“Koperasi hidup dan mati, dan sekarang sejak dilantik sebagai Ketua Kadin periode 2019-2024), saya mau memberdayakan kembali. Rapat tahunan anggota akan dijalankan,” kata David Wijaya.
Ia mengungkapkan Koperasi Unit Desa (KUD) di wilayah pesisir yang bergerak dalam penyediaan kebutuhan berkaitan dengan bukan koperasi simpan pinjam.
Karena itu David mengaku sejak dilantik sebagai Ketua KADIN, ia secara khusus membangun image tentang koperasi.
Selain itu ia mulai membenahi koperasi secara bertahap dengan harapan meningkatkan peran koperasi untuk kebutuhan masyarakat nelayan.