BONE–Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr. H. Andi Amran Sulaiman, MP, memberikan pembinaan dan bantuan bibit kepada petani di Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya di wilayah Kabupaten Bone, Sinjai, dan Soppeng, Senin, 15 Januari 2024. Dalam acara tersebut, Menteri Amran Sulaiman menekankan tema “Mendukung Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional.”
Pada kesempatan tersebut, Menteri Amran Sulaiman secara langsung menyerahkan bantuan bibit jagung dan padi kepada petani di Kabupaten Bone, Sinjai, dan Soppeng. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya Kementerian Pertanian untuk mendorong peningkatan produksi padi dan jagung di tingkat nasional.
Dalam upayanya untuk mendorong produksi, Kementerian Pertanian memberikan bantuan bibit jagung sebanyak 30 ribu hektar untuk petani di Kabupaten Bone, 20 ribu bibit jagung untuk Soppeng, dan 15 ribu bibit jagung untuk Sinjai. Demikian pula, bantuan bibit padi diserahkan sebanyak 30 ribu untuk Bone, 20 ribu untuk Soppeng, dan 15 ribu untuk Sinjai.
Menteri Amran Sulaiman menyatakan komitmennya untuk memberikan bantuan tambahan jika petani berhasil meningkatkan produksi pertanian hingga 30 persen. “Kalau petani sukses tingkatkan produksi pertanian sampai 30 persen, saya kali dua kembali salurkan bibit ke petani,” ujarnya.
Selain bantuan bibit, Menteri Pertanian juga berkomitmen memberikan traktor roda dua untuk mendukung pertanian di wilayah tersebut. Sejumlah 50 unit traktor roda dua akan diberikan kepada petani di Bone, 30 unit untuk Soppeng, dan 20 unit untuk Sinjai. Namun, Menteri Amran Sulaiman menegaskan bahwa bantuan akan ditingkatkan menjadi dua kali lipat jika petani berhasil mencapai peningkatan produksi yang diharapkan.
Menteri Pertanian menegaskan bahwa misinya adalah untuk meningkatkan produksi pangan di Indonesia. Dengan penuh semangat, beliau menyatakan keinginannya untuk kembali mencapai swasembada pangan, sebagaimana yang berhasil dicapai pada tahun 2017, 2019, dan 2020.
Menteri Amran Sulaiman juga membagikan perubahan kebijakan terkait pemakaian pupuk dengan menghilangkan ketergantungan pada kartu tani. “Sulit pupuk karena harus pakai kartu tani, sekarang kita ubah, sudah bisa gunakan KTP,” katanya, menyampaikan langkah progresif dalam mendukung petani Indonesia. (*)