Trade Conference Indonesia – Foshan Butuh Proses Penjajakan Kerjasama

IMG 20230408 091858 - Zonanusantara.com
Foto Setiawan Liu

Setiawan Liu – Jakarta

Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kementerian Perdagangan (Kemendag) menilai bahwa Trade conference Indonesia – Foshan (Tiongkok) merupakan momen yang baik untuk semakin memperkuat perdagangan bilateral kedua negara. Kemendag berharap trade conference yang diselenggarakan di Jakarta bisa setara, bahkan lebih baik di mana kedua negara dapat saling mempromosikan produknya.

Read More

“Ada peluang promosi produk Indonesia kepada Tiongkok, di samping pihak Foshan yang juga ingin mempromosikan produknya ke pasar Indonesia. Trade Conference Indonesia – Foshan (Tiongkok) bukan sesuatu yang instan, tetapi butuh proses mulai dari penjajakan, komunikasi, bahkan masuk pada satu komunitas hingga sampai pada realisasi kerjasama dan investasi,” Rahayu Ningsih, Sabtu (8/4/2023).

Transaksi perdagangan sangat bergantung pada inovasi, dan kreatifitas disamping visi dan misi para pelaku usaha, termasuk business model yang diterapkan. Selain itu, (pelaku usaha) juga harus memiliki networking yang adequate, sehingga dapat melihat peluang dan prospek pasar. Trade Conference sangat positif untuk mengakomodasi para pelaku usaha, namun sampai sejauh mana bisa deal. “Hal ini memerlukan proses,” kata alumni program studi jenjang pendidikan S2 Perencanaan Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan (MPKP).

Baca Juga :  Dukungan Luar Biasa, Kapolda Sulsel Berikan Solusi untuk Masa Depan Pendidikan di Tapong

Kalau Foshan memiliki potensi produk/industry manufacturing aluminium, cast film, magnetic electronics, photovoltaic (PV), mesin teknologi canggih karoseri, dll yang mungkin memiliki kemiripan dengan yang di Indonesia. Namun pelaku usaha harus melihat bagaimana proses manufacturing, masih memiliki nilai tambahnya yang terbatas. Dari keterbatasan itu, perlu adanya R&D (research and development) mulai dari desain produk, proses produksi hingga strategi pemasaran. “Dalam prosesnya, desain juga harus sesuai dengan preferensi pasar global sehingga nilai tambah yang dihasilkan terhadap produk dapat dinikmati oleh konsumen,” kata analis kebijakan BKPerdag Kemendag.

Di tempat yang sama, salah seorang peserta trade conference Tjipto (Cai Yan Long) mengaku ada kesempatan menjembatani produsen karoseri Indonesia, PT New Armada dengan produsen dari Foshan, Nanhai Fuda CNC. “(Direksi New Armada) harus factory visit (kunjungan ke pabrik) Foshan Nanhai dulu, tidak bisa sekedar bahas (penjajakan kerjasama) pada trade conference. New Armada baru bisa lebih jelas (melihat teknologi karoseri), misalkan mesin. Mungkin ada beberapa komponen (karoseri) tidak ada pada New Armada,” Tjipto mengatakan kepada Redaksi.

Baca Juga :  Danrem 141/Tp Kunjungan Silaturahmi ke Markas Besar Laskar Anti Korupsi Pejuang 45 Kabupaten Bone

Karoseri New Armada (KNA) sempat menanyakan langsung komponen tertentu dari Foshan, serta kemungkinan supply. Sehingga kalau ada komponen karoseri yang dibutuhkan, KNA potensial menjadi agen atau dealer. “Kalau Foshan tidak mau investasi skala besar, KNA beli saja dari Foshan. (New Armada) tinggal assembling. Bus kan banyak dibutuhkan. kerangka komponen terbuat dari alumunium, modelnya lain,” kata Tjipto.

Sementara itu, pendiri KNA David Herman Jaya (Liem Wan King) melihat pabrik Nanhai Fuda CNC Foshan hanya sebatas memproduksi mesin-mesin produksi misalkan cutting, laser dan lain sebagainya. Tapi pabrik di Foshan bukan untuk industry karoseri. Foshan hanya bisa jual mesin. “Saya belum sempat pelajari keseluruhan produk Foshan. Saya belum sempat baca brosurnya secara keseluruhan. Kami cek ada atau tidaknya (komponen industry karoseri) yang dibutuhkan. Kalau factory visit, tidak masalah. Tapi kalau kami kunjungan ke Foshan, hanya disuruh hanya lihat produknya, proses produksinya, percuma juga,” kata David Herman Jaya melalui sambungan telepon.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *