Kota Batu -Dua warga kota Batu, Jawa Timur, menggelar aksi moral menyikapi polemik pemindahan pemakaman Edy Rumpoko. Warga atas nama Trisunu bersama Asaf menggelar aksi moral berfikir akal sehat dan kemanusiaan, di depan Taman Makam Pahlawan, Jalan Suropati, Kota Batu, Senin (8/7/2024).
Belakangan ini muncul desakan dari masyarakat untuk memindahkan makam mantan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko (ER) dari Taman Makam Pahlawan. Warga menolak menilai jasad ER tidak layak di TMP. Diketahui ER semasa hidupnya menjabat sebagai walikota Batu, namun tersandung kasus korupsi. Ketika meninggal ia di kubur di TMP.
Trisunu dan Asaf menghimbau agar menyikapi masalah ini secara utuh. Dua warga ini pun ikut menyoroti dua banner yang dipasang di dekat makam ET.
Trisunu dan Asaf meminta warga untuk tidak ikut menghujat, serta menghargai jasa ER. “Aksi kita namakan aksi moral berfikir akal sehat dan aksi kemanusiaan, di mana kita harus melihat sebuah permasalahan itu secara utuh secara full. Sehingga masyarakat Batu ini yang notabene kecil tidak mendapatkan informasi yang sepotong – sepotong,” terangnya.
Menurutnya, pemakaman ER di TMP atas usulan Legium Veteran Republik Indonesia mengusulkan untuk dimakamkan di TPM Kota Batu.
Tetapi itu kemudian dicounter dengan itu adalah permintaan keluarga, saya tidak mau masuk ke ranah itu tetapi degan diprosesnya pemakaman di TMP pada waktu itu sudah melalui ijin yang sesuai,” ungkap Trisunu. Kalau pun dianggap tidak layak keluarga sudah sepakat siap memindahkannya dari TMP. Lokasi yang disiapkan di Desa Pesanggrahan
“Maka aksi kami bukan aksi tandingan, karena kami hanya berdua. Bukan aksi hak jawab karena kami tidak mewakili keluarga, tetapi ini saya selaku warga masyarakat yang notabene bahwa permasalahan itu sudah clear sudah sepakat dipindah,” kata dia.
Dirinya melihat pada aksi teman – teman ini sebuah celah yang intinya adalah sebuah kelalaian dalam prosedur, yang kemudian sudah disepakati bahwa ini akan dipindah.
“Hal itu sebuah celah untuk tampil dan untuk memberikan klarifikasi bahwa seolah olah keluarga, ataupun almarhum ini seseorang yang jelek sekali. Padahal tidak kita pungkiri bahwa Kota Batu jadi kota wisata ini juga atas peran Almarhum,” ujarnya.
Kendati demikian, ia berbicara atas nama kemanusiaan ibarat sekurus kurusnya ikan masih ada dagingnya, segemuk gemuknya ikan masih ada tulangnya.
“Mari kita ambil kebaikannya kita buang keburukannya. Kalau teman – teman membuang celah ini sebuah gerakan saya justeru mengkuatirkan Kota Batu yang kecil ini mereka sudah membuat faksi – faksi kebencian. Bagaimana sebuah kota akan maju ketika faksi – faksi kebencian itu mereka tanamankan. Kenapa mereka ridak klarifikasi kekeluargaan atau klarifikasi kepada pihak yang berwenang yakni, pemerintah atau Ganisun kapan dipindah,” tegasnya.
Ia menuturkan, ketika keluarga almarhum diajak ngomong baik – baik, bahwa akan dipindah sebelum 17 Agustus, menurutnya keluarga akan memahami.
“Inilah yang membuat gerakan saya, kok ya nemen (parah) orang sudah berjasa kepada banyak orang, tetapi hanya sebuah kelalaian, dan sebagai catatan beliau juga tidak berwasiat untuk dimakamkan di TMP. Saya mengajak teman – teman berfikir seandainya ini memimpa keluarga anda bagaimana? Karena objek yang menjadi sebuah isu ini objeknya sudah alam barzah bukan dunia lagi, maka dari itu ini kita namakan aksi kemanusiaan,” imbuhnya. (Kharisma)