Morowali – Kapal Motor Penumpang (KMP) Sabuk Nusantara, berhasil sandar di Pelabuhan Bungku Morowali, Sulteng, Jumat (10/5) pagi sekitar jam 09 WIT.
Kapal berkapasitas 200 san penumpang yang dinahkodai Muslih melakukan misi pelayaran uji coba ini bertolak dari Pelabuhan Kolonodale Kamis malam, menuju Bungku hanya membawa dua orang penumpang. Seorang pejabat Pemkab Morowali, Moh. Rizal mengatakan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk merealisasikan pembangunan dermaga di Pelabuhan Bungku. Menurutnya, pemerintah setempat terus berupaya melakukan pendekatan dengan pihak Kementerian Perhubungan termasuk DPR RI mengenai pembangunan infrastruktur dermaga.
“Pelabuhan ini baru dapat direalisasikan setelah melewati tiga kali pergantian menteri (Menteri Perhubungan),” katanya.
Moh. Rizal menegaskan pihaknya terus berupaya untuk memperluas alur di sekitar pelabuhan yang rencananya akan dilakukan dalam tahun ini. Sedangkan untuk pengembangan ke depan setiap tiga tahun akan dikeruk lagi alurnya.
Kepala Syahbandar, Bungku Morowali, Dr Andi Abbas, SH, SH, M. Si menambahkan, untuk membangun sebuah pelabuhan harus diusulkan dari pemerintah setempat dilengkapi dokumen sebagai persyaratan untuk membangun sebuah dermaga pelabuhan. Pria asal Bone, Sulawesi Selatan lulusan S3 di bidang hukum di UMI Makassar, menjelaskan KMP Sabuk Nusantara yang melayari perairan Sulawesi disubsidi pemerintah sehingga biaya tiketnya murah. “Biayanya murah karena disubsidi pemerintah. Dari aspek bisnis memang tidak menguntungkan namun ini merupakan tanggungjawab negara,” tambahnya.

Sementara itu Nahkoda KMP Sabuk Nusantara, Muslih mengatakan kapal lepas pantai dan bertolak dari Pelabuhan Kolonodale Sulteng pada Kamis pukul 23. 22 WIB, menempuh perjalanan selama 9 jam. Menurutnya selama ini ia secara rutin melayani penumpang di sekitar perairan Sulawesi, seperti Makassar, Luwu, Gorontalo, Kendari, Bungku Morowali, PP.
Kehadiran KMP Sabuk Nusantara, untuk mewujudkan tol laut yang dibangun pemerintah. Dengan jalur ini, praktis akan memangkas waktu dan menghemat biaya. Selama ini perjalanan menggunakan transportasi darat biayanya tiket harganya lebih dari Rp 500 ribu dengan lama perjalanan hingga 22 jam Morowali – Makassar. Route yang sama bisa ditempuh hanya dalam waktu satu jam dengan pesawat terbang. Namun menggunakan transportasi udara biayanya lebih mahal. Harga tiket di atas Rp 1 juta.
Sedangkan bila menggunakan kapal laut harga tiketnya hanya sekitar Rp 50 ribu untuk kelas ekonomi atau Rp 100 ribu untuk kelas VIP atau bisnis. Harga tersebut disesuaikan dengan tujuan dan jarak tempuh.
Saat kapal berlabuh dengan sempurna, sejumlah pejabat yang berada di pelabuhan dipersilahkan naik ke atas kapal untuk melakukan pengecekan fisik kapal mulai dari dek pertama hingga ruang nahkoda atau kemudi. Semua diamati secara seksama untuk memastikan kapal dalam kondisi laik laut.
Seperti disaksikan wartawan, setiap dek disediakan tempat tidur dengan kasur serta bantal dan pendingin ruangan. Kecuali ruang bisnis terdapat fasilitas berupa AC dan tempat tidur yang sedikit lebih nyaman ketimbang penumpang kelas ekonomi.