Oleh Hendrika LW
Ibu,
aku tanam bunga-bunga di tanah subur ini
yang di kala fajar
semua terkagum menyaksikan
elok rupanya
Putihnya melati
semerbak ke pelosok negeri
kupetik sekuntum demi sekuntum
kurangkai pada bentangan persada
Di atas tanah loh jinawi
aku berpijak dalam beragam kisah
tentang generasi bangsa
tentang pahlawan yang menjadi saksi sejarah
Tentang cinta seorang ibu
yang selalu mengembang
tak pernah meredup
dan tak pernah lekang
meski badai menghampiri
Di kala gerimis turun perlahan
di antara rumpun melati
kutebar doa dan harapan
agar pelangi mewarnai persada ini
Dalam rentangan waktu ingin kusaksikan senyumanmu merekah
bersama semburat mentari
dalam kilau cahya yang memberi hangat kehidupan
Ibu,
adakah air matamu menyuburkan hamparan tandus kini?
tanah yang berujung dari timur ke barat
agar kembali makmur, agar rusa hutan leluasa melepas dahaga di aliran sungai, dan burung-burung beria-ria di atasnya
Kami ingin menamai lagi tanah ini
sebagai Firdaus
warisan ksatria yang telah menebar panji keperkasaan
Ibu Pertiwi
negerinya para dewi, aku ingin menghias hatimu dengan untaian melati
bermahkota cinta
dan sejarah tiada akhir menceritakannya pada anak cucu kelak