BONE–Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Islam (PAI) Kabupaten Bone menggelar Workshop Asesemen Kurikulum Merdeka Pendidikan Agama Islam di Aula Serbaguna Universitas Andi Sudirman. Acara ini dibuka oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bone, Drs. Nursalam, M.Pd, dan dihadiri oleh Kasi PAI Kantor Kemenag Bone Taufik Raden, S.Ag., M.Sos.I, serta dua narasumber, Dr. Alphian Sahruddin, S.Pd., M.Pd, dan Surianto, SPd.I Ketua AGPAI Kabupaten Bone.
Syamsu Rijal SPdI. Gr, Ketua KKG PAI Kabupaten Bone, menyampaikan bahwa pengurus KKG PAI Bone mengapresiasi pemberian kuota PPG oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bone kepada guru Agama Islam. Tahun lalu, sebanyak 100 kuota diberikan untuk PPG guru PAI SD, saat ini masih ada 160 guru masih menunggu dalam antrian PPG. Harapannya, pada tahun 2024, kuota tersebut dapat diakomodir kembali, sehingga mendukung percepatan program PPG bagi guru PAI.
Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bone, Taufik Raden SAg, MSos.I, menegaskan bahwa workshop Asesmen Kurikulum Merdeka menjadi langkah awal bagi Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI untuk terus meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) guru. Dalam pernyataannya, Taufik mengungkapkan harapannya agar kepengurusan dapat meningkatkan kualitas guru PAI.
“Mulai dari perangkat pembelajaran, proses pembelajaran betul-betul terlaksana sesuai dengan baik. Kompetensi sangat penting ditingkatkan. Kalau kita memiliki kapasitas, kita akan menciptakan pendidik yang berkualitas,” kata Taufik.
Menurut Taufik, peserta didik yang dititipkan kepada orang tua merupakan tanggung jawab berat, terutama karena hal ini berkaitan dengan moral dan akhlak. Oleh karena itu, Taufik menekankan pentingnya guru untuk terus mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri, seperti workshop ini.
“Tidak ada alasan bagi guru untuk tidak mengikuti workshop seperti ini, karena hal ini merupakan bagian dari pengembangan diri. Saya sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini. Mudah-mudahan dengan selalu berinovasi, kita dapat menjawab tantangan yang ada,” tambahnya.
Selama ini, lanjut Taufik, pihaknya juga turut serta dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) tingkat kecamatan. Dia mengapresiasi dukungan dari kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) di jenjang Sekolah Dasar (SD) yang sangat mendukung dan aktif dalam kegiatan tersebut.
Terkait dengan data jumlah guru, Taufik menyebutkan bahwa saat ini jumlah guru PAI mencapai seribu orang, namun jumlah guru yang sudah bersertifikasi masih terbilang sedikit. Untuk itu, Taufik mengajak para guru untuk memanfaatkan free test yang diselenggarakan secara gratis. “Kalau ibu dan bapak guru sudah lolos free test, maka tinggal menunggu panggilan untuk mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG), sehingga kedepannya dapat menikmati sertifikasi,” pungkasnya.
Drs. Nursalam, M.Pd, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bone, mengungkapkan peran penting asesmen dalam meningkatkan kompetensi guru. Menurutnya, meskipun asesmen bukanlah hal baru, masih sering terjadi kesalahan yang sama dalam pelaksanaannya.
“Asesmen bertujuan untuk mengukur kompetensi siswa,” ungkap Drs. Nursalam. Ia menjelaskan bahwa kompetensi guru sendiri dapat dibagi menjadi empat, yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Pedagogik menyangkut kemampuan guru dalam mengelola kelas, sementara kepribadian berkaitan dengan menjadi teladan bagi siswa. Kompetensi sosial mencakup kemampuan guru dalam bekerja sama dengan rekan sejawat, dan kompetensi profesional menekankan pada penguasaan substansi materi yang diajarkan.
Namun, Drs. Nursalam juga mengungkapkan sebuah tantangan yang sering dihadapi dalam dunia pendidikan, yaitu ketidakmampuan sebagian guru untuk berbagi pengetahuan dengan baik. “Saat ini, ada guru-guru yang memiliki kecerdasan, namun belum mampu mentransfer pengetahuannya secara efektif,” tambahnya.
Lebih lanjut, Drs. Nursalam menyampaikan bahwa kemunduran dalam dunia pendidikan bukan semata-mata disebabkan oleh ketidakprofesionalan, tetapi juga kurangnya komitmen dalam mengikuti kegiatan pengembangan diri. Ia menekankan pentingnya komitmen intelektual dan emosional dalam memberikan yang terbaik bagi siswa. “Komitmen intelektual tidak hanya soal kecerdasan, tetapi juga implementasi dari pengetahuan yang dimiliki,” jelasnya. “Komitmen emosional, di sisi lain, mencakup kesediaan untuk berbuat untuk orang lain, terutama bagi anak-anak kita,” tambahnya.
Dalam menghadapi ekspektasi masyarakat yang semakin tinggi, Drs. Nursalam menegaskan bahwa kemampuan guru harus senantiasa diperbaharui. “Tantangan kita saat ini sangat besar, dan ekspektasi masyarakat pun semakin meningkat,” katanya. “Komitmen spiritual juga penting, yaitu melaksanakan tugas dengan ikhlas dan mengharap ridha dari Allah SWT,”
Terkait Program Pendidikan Profesi Guru (PPG), Drs. Nursalam berharap dapat meningkatkan jumlah pesertanya. “Kita akan berupaya agar PPG bisa kembali mengakomodir 100 orang peserta,” tutupnya, menegaskan komitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Bone. (*)