BONE–Beredar kabar bahwa Yasir Machmud dan timnya, YM Community, diduga memanfaatkan bantuan pemerintah, khususnya Program Keluarga Harapan (PKH), untuk mendongkrak elektabilitas dan popularitasnya. Namun, hal ini dibantah keras oleh YM Community dan mendapat tanggapan dari seorang pakar politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas).
Menurut pengamat politik, isu seperti ini sebenarnya dapat memberikan dampak positif bagi Yasir Machmud. “Dalam politik, terkadang kontroversi seperti ini justru dapat meningkatkan perhatian publik dan mendongkrak popularitas kandidat. Elektabilitas Yasir Machmud bisa jadi malah meningkat karena diperbincangkan di berbagai media,” ujar pakar politik tersebut.
YM Community memberikan klarifikasi terkait desas-desus tersebut. Andi Syahrum, selaku Tim YM Community, menegaskan bahwa mereka tidak pernah melibatkan kelembagaan PKH sebagai tim sukses. “Mengenai memanfaatkan paket bantuan yang dilansir beberapa media dan akun sosial media, itu tidaklah benar karena itu adalah hak rakyat sebagai penerima manfaat,” ungkap Andi Syahrum.
Lebih lanjut, Andi Syahrum menjelaskan bahwa tim mereka sudah menyiapkan cenderamata dan bahan kampanye sendiri. Mereka mengklaim telah menyiapkan puluhan ribu paket dan menegaskan bahwa mereka tidak mungkin memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan kampanye. “Sebagai bendahara TIM, kami sudah melaporkan bahan kampanye dan cenderamata yang akan kami bagikan saat sosialisasi, dan nilainya mencapai miliaran rupiah. Silahkan dicek laporan Sikadeka dan Formulir LADK,” tambahnya.
YM Community juga menekankan bahwa Yasir Machmud, seorang pengusaha, memiliki kekuatan dan mandiri untuk menjalankan strategi dan program pemenangan tanpa perlu mengandalkan bantuan pemerintah. “Alhamdulillah, kami sudah menyiapkan segala kebutuhan kampanye kami sendiri dan tidak memanfaatkan fasilitas negara,” kata Andi Syahrum.
Ketua YM Community, Mujib, menanggapi kampanye negatif yang terjadi di tengah-tengah kompetisi politik, menyatakan bahwa hal tersebut adalah biasa terjadi meskipun ada larangan resmi. Dalam pernyataannya, Mujib menyebutkan bahwa dunia politik adalah dunia kompetisi, dan serangan kampanye negatif menjadi suatu hal yang tak terhindarkan.
“Kampanye negatif itu biasa terjadi meskipun ada larangan melakukan itu, karena politik itu dunia kompetisi,” ujar Mujib, Ketua YM Community.
“Bagi kami, jika ‘para pembenci’ mulai bersenandung, sebenarnya mereka adalah penggemar pak Yasir Machmud, hanya caranya mengungkapkan yang berbeda,” tambahnya.
Mujib menegaskan bahwa YM Community tetap berkomitmen untuk bergerak lurus dengan taat dan patuh pada Undang-Undang Pemilu dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) nomor 15 tahun 2023. Meskipun dihadapkan dengan kritik atau serangan, mereka memilih untuk menjalankan kampanye positif.
“Intinya, kami bergerak lurus dengan taat dan patuh pada UU Pemilu dan PKPU 15 tahun 2023,” tambah Mujib.
“Kami percaya bahwa memberikan kontribusi positif dan fokus pada visi dan misi pak Yasir Machmud adalah cara yang lebih produktif untuk memenangkan hati pemilih,” tandasnya.
YM Community, sebagai wadah penggemar Yasir Machmud, berkomitmen untuk tetap mengutamakan nilai-nilai positif dan mendorong dialog konstruktif dalam mendukung kandidat mereka. Dalam menghadapi tantangan kampanye negatif, mereka berupaya menjaga kesatuan dan menunjukkan sikap dewasa dalam menyikapi perbedaan pendapat.
Pernyataan dari Ketua YM Community ini memberikan gambaran bahwa dalam suasana kompetisi politik, kelompok pendukung dapat memainkan peran penting dalam menciptakan atmosfer positif dan membangun pemahaman bersama di antara pemilih.
Dr A Lukman Irwan, S.I.P., M.Si, seorang akademisi politik pemerintahan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (FISIP UNHAS), memberikan tanggapannya terkait berita miring yang menimpa Yasir Machmud, calon legislatif dari Partai Gerindra untuk DPRD Sulawesi Selatan.
Menurut Dr A Lukman Irwan, ada tiga hal penting yang perlu diketahui terkait peristiwa ini: Pertama adalah Strategi Black Campaign Mendekati Pemilu. Dikatakan bahwa dengan mendekati hari pemilihan umum (Pemilu), berbagai upaya dilakukan oleh kontestan untuk memenangkan kontestasi. Salah satu strategi yang digunakan adalah black campaign, yang bertujuan untuk menjatuhkan kompetitor dengan membuat opini, desas-desus, atau isu yang sifatnya dominan hoaks. Dr A Lukman Irwan menduga bahwa isu yang menimpa Yasir Machmud bisa menjadi bagian dari strategi black campaign yang dilakukan oleh kompetitor untuk merusak nama dan kredibilitasnya.
Kedua adalah Konsistensi Elektabilitas Yasir Machmud. Berdasarkan rilis survei dari berbagai lembaga, Yasir Machmud selalu menempati urutan teratas sebagai caleg dengan popularitas dan elektabilitas yang stabil. Dr A Lukman Irwan menyatakan bahwa upaya untuk mendegradasi elektabilitas Yasir Machmud dengan menciptakan isu yang tidak benar bisa terjadi, tetapi masyarakat semakin cerdas dan mampu memilah berita berdasarkan fakta. Ia menekankan pentingnya pemahaman bahwa tidak semua berita miring dapat dipercayai.
Ketiga adalah Tindak Lanjut dan Hati-hati dalam Penanganan.
Dr A Lukman Irwan mengingatkan bahwa jika dapat dibuktikan bahwa peristiwa yang menimpa Yasir Machmud benar-benar terjadi, masyarakat atau Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) harus hati-hati dalam melakukan tindak lanjut. Terdapat kemungkinan bahwa insiden tersebut dilakukan oleh simpatisan yang merupakan kompetitor Yasir Machmud dengan tujuan menjatuhkan reputasinya.
Dr A Lukman Irwan juga mencatat animo dan antusiasme masyarakat di beberapa momen kampanye sangat luar biasa menyambut Yasir Machmud sebagai caleg DPRD Provinsi. Menurutnya, ribuan tim sukses yang dibentuk dan puluhan ribu masyarakat yang dijumpai oleh Yasir Machmud dalam pertemuan terbatas dan kampanye, mencerminkan dukungan besar dari masyarakat Bone terhadapnya. (*)