JAKARTA – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) telah menggelar Penganugerahan Ikon Prestasi dan Insan Pancasila 2023 yang spektakuler di Gedung Merdeka, Bandung, disertai dengan kirab Pancasila yang meriah di Jalan Asia Afrika pada Sabtu (9/9).
Kepala BPIP Yudian Wahyudi menjelaskan bahwa pemilihan Bandung sebagai tuan rumah acara prestisius ini didasarkan pada sejarah penting kota ini dalam perjalanan lahirnya Pancasila, serta perannya sebagai kota awal hubungan internasional Indonesia.
“Pertemuan sejarah besar yang diadakan oleh Presiden Soekarno dengan banyak pemimpin negara saat itu di Bandung menjadi alasan historis pemilihan kota ini. Penilaian penganugerahan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari sains dan teknologi, wirausaha sosial, prestasi olahraga, kerukunan beragama, hingga seni budaya,” jelas Yudian.
Penganugerahan Ikon Prestasi Pancasila adalah ajang penghargaan yang menghormati lima tokoh masyarakat dan 13 tokoh atau kelompok dalam lima kategori berbeda, termasuk Sains dan Inovasi, Kewirausahaan Sosial, Seni dan Budaya, Olahraga, serta Tokoh/Penggerak Lintas Iman.
Yudian menyatakan bahwa para kandidat yang terpilih berasal dari seluruh penjuru Indonesia dan memiliki beragam latar belakang. Mereka telah membuktikan prestasi, karya, dan keteladanan yang dapat menginspirasi dan memupuk semangat persatuan sebagai perwujudan dari ideologi Pancasila.
Salah satu penerima Insan Pancasila 2023 adalah Ignasius Jonan, yang dikenal sebagai sosok yang menginspirasi melalui kebijakan publik yang telah ia terapkan untuk Indonesia. Selain itu, Risa Damayanti, seorang ASN yang mempunyai pengaruh besar, juga menjadi salah satu penerima.
Ada juga guru di SDN 3 Cisande, Kabupaten Sukabumi, yang sempat menjadi viral, serta beberapa tokoh lain yang mencapai prestasi dan menerima penghargaan Insan Pancasila, seperti Taufik Kamal Bantul, Muhammad Alfatih Timor, Umi Waheeda, Putri Ariani, Waljinah, Ulil Abshar Abdalla, dan legenda atlet angkat besi Imron Rosadi.
Di sisi lain, lima individu menerima anugerah Ikon Prestasi Pancasila. Dalam kategori Sains, Latifah Nurahmi dianugerahi sebagai penemu robot hybrid di bidang medis. Bidang Kewirausahaan Sosial diwakili oleh Emil Salim, seorang ekonom, politisi, dan pemikir lingkungan hidup.
Bidang Seni dan Budaya memperoleh penghargaan untuk seniman dan aktris senior Sudarwati alias Titiek Puspa. Sementara itu, Ikon Lintas Iman diberikan kepada Alissa Wahid sebagai aktivis perdamaian dan koordinator Gusdurian, serta Ni Nengah Widiasih, atlet paralimpik yang berprestasi dari Bali.
Ni Nengah Widiasih, yang tengah berlatih untuk Asian Para Games di Hangzhou, China, pada Oktober mendatang, mengucapkan rasa syukur atas penghargaan ini.
“Saya sangat senang dan bersyukur menerima penghargaan ini. Acara ini memberi saya kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang hebat. Saya berharap bisa menjadi sumber inspirasi bagi generasi lainnya, dan semoga lebih banyak penghargaan diberikan kepada insan olahraga yang pantas mendapatkannya,” ungkap Ni Nengah.
