DLH Bone Teguhkan Komitmen BerAmal Lewat Pengendalian Perubahan Iklim

Dlh Bone Teguhkan Komitmen Beramal Lewat Pengendalian Perubahan Iklim

BONE–Komitmen Pemerintah Kabupaten Bone di bawah kepemimpinan Bupati Bone H. Andi Asman Sulaiman, S.Sos., MM bersama Wakil Bupati Bone H. Andi Akmal Pasluddin dengan tagline BerAmal kembali ditunjukkan melalui langkah nyata di sektor lingkungan hidup.

Melalui Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bone, Pemkab Bone melaksanakan Sosialisasi Program Kampung Iklim (Proklim) dalam Penerapan Transfer Anggaran Kabupaten Berbasis Ekologi (TAKE) sekaligus Pemberian Apresiasi Proklim Kabupaten Bone Tahun 2025.

Kegiatan yang berlangsung di Ball Room Novena Hotel, Kamis, 18 Desember 2025, dibuka secara resmi oleh Staf Ahli Bupati Bone, Dra. Andi Yuliati, MH, dan dihadiri oleh para kepala desa, lurah, camat se-Kabupaten Bone, mitra kampus DLH, Bank Sampah Induk, Rumah Sampah Magot, Tim Penggerak PKK Pokja III, serta koordinator pendamping desa.

Sosialisasi ini dirangkaikan dengan penyerahan Penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) dari Kementerian Lingkungan Hidup kepada sejumlah dusun, lingkungan desa, dan kelurahan di Kabupaten Bone yang dinilai aktif melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak.

Penghargaan tersebut menjadi bukti bahwa desa dan kelurahan di Bone mampu menjadi garda terdepan dalam menjaga lingkungan, mulai dari pengelolaan sampah, konservasi sumber daya alam, hingga pengurangan emisi gas rumah kaca.

Salah satu narasumber utama yang dihadirkan adalah Hardi, S.Sos, penggiat Kampung Iklim Kabupaten Bone sekaligus mantan Kepala Desa Poleonro, Kecamatan Lamuru. Ia dikenal sukses mengantarkan seluruh dusun di desanya meraih Trofi Proklim Lestari, penghargaan tertinggi dalam program Proklim.

Dalam materinya bertajuk “Strategi Pengembangan Proklim”, Hardi membagikan pengalaman tentang pentingnya konsistensi, penguatan kelembagaan masyarakat, serta sinergi antara desa dan pemerintah daerah untuk mencapai level Proklim tertinggi.

Sementara itu, Mubarak, SP., M.Si dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) menjelaskan secara komprehensif tentang Transfer Anggaran Kabupaten Berbasis Ekologi (TAKE). Program ini memberikan tambahan dana Alokasi Dana Desa (ADD) bagi desa yang memenuhi indikator berbasis lingkungan.

“TAKE mulai diterapkan pada tahun 2025 sebagai bentuk keberpihakan anggaran daerah kepada desa yang berkomitmen menjaga lingkungan dan ekologi,” jelas Mubarak.

Baca Juga :  Selain Lantik 150 Pejabat, Pemkab Malang Kukuhkan Beberapa JPTP

Kebijakan ini sekaligus menjadi insentif nyata agar desa tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan berwawasan lingkungan.

Narasumber dari DLH Bone, Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Andi Takdir, ST., M.Si, memaparkan materi mengenai Peran Pemerintah dalam Pengendalian Perubahan Iklim.

Dalam laporan sambutannya, ia menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan: Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di tingkat dusun dan kelurahan, Mensosialisasikan kebijakan nasional dan daerah terkait Proklim sebagai strategi pembangunan berkelanjutan dan ketahanan iklim, Mendorong peran aktif masyarakat dan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan lingkungan, konservasi SDA, serta pengurangan emisi gas rumah kaca serta Memperkuat koordinasi antara pemerintah daerah, perangkat desa/kelurahan, dan komunitas sebagai ruang berbagi informasi dan pengalaman.

Program Kampung Iklim sendiri merupakan program nasional Kementerian Lingkungan Hidup yang tidak hanya menilai aksi lapangan, tetapi juga menekankan proses administrasi dan pelaporan melalui aplikasi SRN-PPI (Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim). Melalui sistem ini, desa dan kelurahan didaftarkan untuk mendapatkan pembinaan Proklim yang berjenjang, mulai dari Pratama, Madya, Utama, hingga Lestari sebagai tingkatan tertinggi.

Pada kesempatan tersebut, DLH Bone juga menyerahkan bantuan tempat sampah terpilah dan kompos bag kepada lokasi-lokasi yang dinilai memiliki potensi untuk ditingkatkan ke kategori Proklim Utama dan Lestari. Menariknya, kegiatan ini ditutup dengan pelatihan pemanfaatan limbah pertanian menjadi pakan ternak (silase). Pelatihan ini menjadi contoh nyata pendekatan ekonomi sirkular, di mana limbah pertanian tidak terbuang percuma, tetapi diolah menjadi produk bernilai guna bagi petani dan peternak.

Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Bone menegaskan bahwa pembangunan lingkungan bukan hanya soal menjaga alam, tetapi juga tentang meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan, sejalan dengan semangat BerAmal.

Sementara itu Mewakili Bupati Bone, Staf Ahli Bupati Bone Dra. Andi Yuliati, MH menegaskan komitmen tersebut saat membuka Sosialisasi Program Kampung Iklim (ProKlim) di Kabupaten Bone.

Andi Yuliati mengajak seluruh peserta untuk menyadari bahwa perubahan iklim bukan lagi isu global yang jauh dari kehidupan masyarakat, melainkan telah dirasakan langsung dampaknya di lingkungan sekitar.

Baca Juga :  Komitmen BerAmal Jawab Keresahan Warga Bone, Rp1 Triliun Lebih untuk Jalan Bone, Sinergi APBD, Provinsi, dan Pusat

“Perubahan pola musim, meningkatnya suhu, ancaman kekeringan, banjir, hingga kerusakan lingkungan adalah kenyataan yang kita hadapi bersama. Karena itu, dibutuhkan langkah cepat, kolaboratif, dan berkelanjutan untuk melindungi daerah kita dari berbagai risiko tersebut,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, Program Kampung Iklim (ProKlim) merupakan salah satu program strategis pemerintah dalam mendorong peran aktif masyarakat menghadapi perubahan iklim melalui aksi mitigasi dan adaptasi berbasis komunitas. Program ini menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.

Andi Yuliati menyambut baik pelaksanaan sosialisasi ProKlim sebagai langkah awal memperluas pemahaman, meningkatkan partisipasi, serta memperkuat komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Bone.

Menurutnya, Kabupaten Bone memiliki potensi besar untuk menjadi daerah percontohan ProKlim di tingkat nasional. Luas wilayah, kekuatan sosial masyarakat, serta kearifan lokal yang masih terjaga menjadi modal utama dalam membangun gerakan lingkungan hidup yang berkelanjutan.

“Dengan masyarakat yang solid dan nilai-nilai lokal yang kuat dalam menjaga alam, saya yakin Kabupaten Bone mampu tampil sebagai kabupaten unggul dalam gerakan lingkungan hidup secara nasional,” tegasnya.

Melalui kegiatan sosialisasi ini, Andi Yuliati berharap agar para kepala desa dan lurah dapat menjadikan ProKlim sebagai program prioritas di wilayah kerja masing-masing. Selain itu, OPD terkait diharapkan aktif memberikan pendampingan, fasilitas, serta dukungan berkelanjutan agar program berjalan efektif dan tepat sasaran.

Tak kalah penting, keterlibatan masyarakat menjadi kunci keberhasilan ProKlim. Mulai dari pengelolaan sampah, konservasi air, penghijauan, pertanian ramah lingkungan, hingga upaya adaptasi terhadap perubahan iklim, seluruhnya membutuhkan partisipasi aktif warga. “Mari kita jadikan Program Kampung Iklim bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi sebagai gerakan bersama,” ajaknya.

Ia menutup sambutan dengan harapan besar agar ProKlim menjadi fondasi dalam membangun Kabupaten Bone yang lebih hijau, lebih tangguh, dan lebih berkelanjutan, demi kesejahteraan generasi sekarang dan masa depan. (*)

Tetap Terhubung
Ikuti Zonanusantara.com untuk mendapatkan informasi terkini.

Related posts