Zonanusantara.com, Jakarta – Industri kendaraan listrik Indonesia memasuki babak baru dengan ditandatanganinya kerja sama strategis antara PT Mobil Anak Bangsa (MAB), Solarky Mobility Technologies (HK) Ltd, dan PT Fortuna Ventura Investindo. Kolaborasi tiga pihak ini tidak hanya memperluas ekosistem EV nasional, tetapi juga membuka peluang hadirnya kendaraan listrik bertenaga surya pertama yang akan diproduksi di Indonesia.
Dalam kemitraan tersebut, MAB akan menangani proses perakitan dan produksi kendaraan listrik yang akan dipasarkan di bawah merek MAB, sementara Solarky Mobility Technologies menyediakan teknologi dan komponen utama. Adapun PT Fortuna Ventura Investindo akan berperan sebagai distributor eksklusif untuk pemasaran dan penjualan seluruh unit yang diproduksi.
CEO/Direktur Utama MAB, Kelik Irwantono, menegaskan bahwa kerja sama ini menjadi langkah penting untuk menghadirkan inovasi kendaraan listrik yang unik dan relevan bagi pasar Indonesia. “Intinya adalah kita akan mempunyai tugas untuk mengasemble maupun memproduksi dengan menggunakan teknologi dari Solarky. Kendaraan ini agak unik karena menggunakan solar. Mungkin baru pertama kali di dunia yang menggunakan panel surya,” ujarnya.
Founder PT Mobil Anak Bangsa, Jenderal (Purn.) Moeldoko, menegaskan bahwa industri kendaraan listrik membutuhkan fondasi keuangan, kualitas, dan ekosistem yang kuat agar mampu bertahan di pasar nasional maupun global.
“Formula keuangan semacam ini akan sangat mengurangi target yang siap pakai dan akan langsung mengurangi modal. Ke depannya, seperti yang saya sebutkan sebelumnya, kualitas harus menjadi protagonis. Kedua, keamanan uang dan mata uang,” tegas Moeldoko.
Ia menambahkan bahwa keberlanjutan industri tidak hanya ditentukan oleh produk, tetapi juga oleh kesiapan seluruh rantai proses yang saling terhubung.
“Dan yang ketiga adalah ekosistem industri, mulai dari perangkat lunak, komponen, distribusi, hingga produksi dan penjualan, harus dibangun secara tertib, sehingga dapat berkelanjutan. Tanpa ini, kita tidak akan mampu bertahan di kawasan ini, khususnya di Indonesia,” ujarnya.
Moeldoko juga menyampaikan pesan penting mengenai komitmen bersama dalam menjaga lingkungan dan membangun masa depan transportasi Indonesia.
“Saya berharap Anda semua, sebagai warga negara Republik Indonesia, memiliki semangat kerja sama, tidak berhenti sampai hari itu tiba. Terus disiplin, melaksanakan, konsisten, dan berkomitmen untuk melindungi lingkungan demi masa depan Republik Indonesia dan masyarakat,” ungkapnya.
Ia menutup dengan harapan agar kolaborasi ini menghasilkan dampak nyata bagi industri kendaraan listrik nasional.
“Akhirnya, saya berharap yang terbaik untuk pekerjaan Anda semua. Saya berharap ini membuahkan hasil dari kerja keras kita, untuk memulai industri kita dan membawa Indonesia menuju transportasi yang lebih bersih dan hemat biaya. Terima kasih.”
Berdasarkan perjanjian, PT Fortuna Ventura Investindo berkomitmen melakukan pembelian awal sebanyak 2.000 unit di tahun pertama. Volume ini ditargetkan meningkat hingga 5.000 unit pada tahun berikutnya dan mencapai lebih dari 10.000 unit per tahun seiring kebutuhan pasar.
Kelik menjelaskan bahwa proses homologasi menjadi tahapan awal sebelum produksi dimulai. “Planning-nya adalah kita akan memproses homologasi dulu. Setelah itu baru kita mulai start assembly. Targetnya sekitar bulan Mei atau Juni, tergantung seberapa cepat proses homologasi,” jelasnya.
Sample unit akan segera dikirim ke Kementerian Perhubungan untuk diuji kelayakannya. Setelah homologasi rampung, tahap produksi dan perakitan akan dijalankan sepenuhnya oleh MAB, termasuk pengelolaan standar kualitas, proses uji ketat, penyimpanan barang jadi, hingga mekanisme garansi.
Salah satu inovasi terbesar dari kerja sama ini adalah penggunaan panel surya sebagai sumber tenaga yang dapat mengisi baterai secara langsung. Teknologi ini memungkinkan kendaraan menempuh jarak sekitar 200 km tanpa perlu melakukan pengisian daya melalui charger.
“Kalau melihat kendaraannya, ini cukup unik. Sebenarnya tanpa perlu mengecas. Tapi kalau melebihi 200 km, ada dua kombinasi: bisa menggunakan solar atau plug-in charging,” jelas Kelik.
Terkait harga, pihak Solarky memberikan gambaran bahwa kendaraan listrik surya ini ditargetkan hadir dengan harga di bawah Rp150 juta, menjadikannya salah satu EV paling terjangkau di kelasnya.
Keamanan juga menjadi perhatian utama dalam pengembangan mobil ini. Struktur rangka aluminium digunakan untuk memberikan perlindungan optimal dengan bobot yang lebih ringan.
“Struktur ini jauh lebih kuat dibanding struktur baja. Banyak kendaraan performa tinggi menggunakan struktur aluminium seperti ini,” jelas Chairman Solarky Mobility Technologies.
Versi pertama kendaraan ini belum dilengkapi fitur ADAS karena kecepatan maksimumnya dibatasi 80 km/jam. Namun, fitur tersebut tetap tersedia sebagai opsi tambahan.
Presiden Direktur PT Fortuna Ventura Investindo, Larry, menegaskan bahwa harga yang terjangkau menjadi prioritas utama agar kendaraan listrik ini dapat digunakan masyarakat luas.
“Kami berusaha membuat harga mobil ini sangat terjangkau sehingga bisa dinikmati semua orang. Yang penting, harganya bisa diakses masyarakat umum,” ujarnya.
Solarky menargetkan Indonesia sebagai hub manufaktur utama untuk negara-negara dengan sistem setir kanan. Hal ini membuka peluang besar bagi percepatan industri EV dalam negeri sekaligus menambah nilai ekspor Indonesia.
“Ke depan, Solarky merencanakan bahwa Indonesia menjadi hub. Ini bagus untuk industri lokal,” ujar Kelik.
Kolaborasi MAB, Solarky, dan Fortuna Ventura menjadi momentum penting yang memperkuat masa depan kendaraan listrik Indonesia, sekaligus membawa Indonesia menuju transportasi yang lebih bersih, efisien, dan ramah lingkungan.






