BONE–Dalam acara “Ngobrol Pilkada” yang diselenggarakan oleh boneku.com di Bunir Cafe, Anggota DPRD Kabupaten Bone, Andi Akhiruddin, ST dari Fraksi PDIP, memberikan pandangannya mengenai konsep kepemimpinan dalam menghadapi kontestasi pemilihan kepala daerah di Kabupaten Bone periode 2024-2029. Acara yang mengusung tema “Ayo Memilih Pemimpin” ini berlangsung dengan suasana yang sederhana namun penuh makna, Sabtu, 06 Juli 2024.
Dalam pandangannya, Andi Akhiruddin menyatakan bahwa setiap individu adalah pemimpin dan memiliki potensi untuk menjadi pemimpin. Namun, untuk benar-benar menjadi pemimpin, terdapat tiga tahapan penting yang harus dilalui: proses menentukan, proses memilih, dan proses menetapkan.
“Proses menentukan adalah tanggung jawab rakyat, di mana negara hadir melalui regulasinya. Kemudian, rakyatlah yang memilih, dan akhirnya proses menetapkan adalah tugas penyelenggara pemilu. Jadi, bukan hanya sekedar rakyat yang memilih, namun ada regulasi yang mengatur. Kadang kita ingin menjadi bupati, tetapi kesempatan itu tidak ada,” jelas Andi Akhiruddin.
Ia menambahkan bahwa dalam memilih pemimpin, ada beberapa karakteristik yang harus dicari, seperti amanah, adil, dan transparan. “Namun, jika berbicara tentang Bone, tentu kita harus memahami apa yang dibutuhkan Bone dan bagaimana kita bisa sepaham dalam memilih pemimpin yang dapat mengangkat Bone setara dengan kabupaten lain,” lanjutnya.
Saat ini, menurut Andi Akhiruddin, masyarakat Bone masih belum mengetahui siapa calon bupati yang akan maju dalam Pilkada. “Hari ini kita diperhadapkan dengan waktu yang semakin mendesak, namun belum tahu siapa yang akan memimpin Bone. Visi yang ditawarkan bakal calon sekarang ini hampir sama. Namun, visi yang harus dilihat saat sekarang ini adalah bagaimana kita bisa menyinkronkan visi Indonesia dengan visi Bone,” tegasnya.
Andi Akhiruddin juga menyoroti pentingnya pemimpin yang mampu menangkap peluang ekonomi yang ada di Bone. “Di Bone, kita sudah dilengkapi dengan berbagai pabrik produksi seperti pabrik es dan pabrik rumput laut. Namun, pendapatan kita masih tetap stagnan. Bone membutuhkan uang, karena kita tidak bisa melakukan apa-apa tanpa uang. Anggaran yang turun sudah diatur, tapi di sini kita tidak bisa berinovasi,” katanya.
Ia menekankan bahwa siapa pun bupati yang mampu meningkatkan pendapatan tentu akan bisa melakukan kebijakan-kebijakan yang pro terhadap rakyat. “Bisa dibayangkan masih ada pendidikan yang masih menggunakan kapur dalam proses belajar mengajar. Dengan tantangan digitalisasi seperti apa generasi kita nantinya? Sementara di sisi lain, pada tahun 2045 kita akan menuju generasi emas.
Andi Akhiruddin juga menyinggung masalah kesehatan dan infrastruktur yang masih memerlukan perhatian lebih. “Dua dekade kita sudah otonomi, tapi belum mampu maksimal dalam memberikan pelayanan. Jadi, harus ada kemandirian ekonomi. Kita bersepakat bahwa Bone butuh pemimpin yang bisa mencari uang, namun mencari uang sebagai suplemen dalam pembangunan dan melahirkan sebuah program.
Dengan pemikiran yang mendalam, Andi Akhiruddin berharap bahwa kandidat ke depan bisa menangkap peluang ini dan membawa perubahan positif bagi Kabupaten Bone. “Kita butuh kebijakan-kebijakan yang pro terhadap rakyat, dan itu hanya bisa terjadi jika kita memiliki pemimpin yang paham dan mampu mengelola sumber daya dengan baik,” tutupnya.
Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari masyarakat umum, partai politik, akademisi, insan pers, LSM hingga para tokoh masyarakat, yang turut berdiskusi dan memberikan pandangan mereka tentang kepemimpinan di Kabupaten Bone. (*)
