Oleh Agus Thuru – Denpasar
badai di tengah kemarau
Debu hitam meradang
Diterjang kejahatan perang
Menguburkan jasad anak-anak
Mereka meregang nyawa kelaparan
Badai di tengah kemarau
Menelan tangis anak-anak malang
Ketika mereka kehilangan cinta
Sebab seruan hentikan perang
Diabaikan dengan nyanyian keangkuhan
Babai di tengah kemarau
Perang menerjang anak-anak
Di reruntuhan rumah mereka berdiri
Dengan tanya: Mengapa dunia berperang?
Mereka pun kehilangan cinta
Badai di tengah kemarau
Hujan api dari ujung bedil
Menghanguskan semua harapan
Anak-anak korban perang
Kehilangan jalan ke masa depan
Badai di tengah kemarau
Menelan suara keadaban
Saat dunia teriakan perdamaian
Anak-anak putih hati
Terpaksa dikuburkan di usia muda
Denpasar, 24.08.2025