SELENDANG JARIK LIONG
sesekali ibu mengajakmu memandang langit
melihat bulan sabit menjaga tungku impian
menerka-nerka esok mau jadi apa
kutimang-timang engkau
dalam dendang dan bujuk rayu
memanjakanmu di muara hati ibu
nak nik nok nik nok iiiik
nak cantik bak putri raja
tak baik menangis saja
kalau kau malu
ayo, sembunyikan wajahmu di ketiak ibu
akan ibu tutup dengan selendang jarik ini
lihat! peri-peri telah datang
mengajakmu bermain ci luk ba
lalu bernyanyi-nyanyi lagu riang
agar kau tumbuh penuh gairah
menyambut warna-warni dunia
serampak selendang jarik merah yang ibu beli
apa kau tahu, mengapa ibu membelinya?
karena ada gambar naga liong
konon naga ini katanya sangat kuat
dan ibu akan membasungkannya pada tubuh mungilmu
agar tak ada lagi yang berani ganggu tidurmu
2
malam ini ibu sedang membaca leluri leluhur
mendawam harap dalam doa-doa putih
kelak ketika dewasa kau akan selalu dapati
nyala jiwa ibu di sepanjang hayatmu
tidurlah anakku
tidur tidur tidur
Ruang Kata, 7 Juni 2021
***
CINDELARAS PUTRA JENGGALA
1/
ada tanda atas sebuah kerinduan
dari sepasang hati yang menangkup sunyi
dengan dada yang paling lapang
pada rumah yang selalu lengang di tengah belantara
2/
mungkin benar tak ada mata yang melihat
namun mata Dewa selalu terjaga
mungkin benar tak ada hati yang welas asih
namun Dewa tak pernah rela menyapih kasihnya
dan mungkin memang benar semua mulut terkunci
namun Dewa tetaplah penjaga langit yang paling sempurna
3/
maka ditetaskannya seekor ayam jago dari telur rajawali
ayam jago yang bisa bernyanyi
dengan sinar mata yang aduhai
berbinar menatap hari-hari mendatang
kisah-kisah kemenangan tersusun apik
keterasingan ini bukanlah sebuah kutukan
anggap saja semua hanya sebuah kelana
dari tanah sepi bukit pesakitan
4/
dia seorang pencari
2
berlari-lari sepanjang hari
membawa getar harap dan cinta
yang terus merayap-rayap di tubuhnya
gong kebesaran ditabuh di tengah para pendosa
aura tersingkap di arena sabung ayam
menggelar cakap dari kokok ayam jago
5/
kukuruyuk kukuruyuk kukuruyuk
cinderalas rumahnya di tengah hutan
atapnya daun kelapa
ayahnya Raden Putra Jenggala
Janggala
Jenggala
Jenggala
ia datang padamu dengan segunung rindu ibunya
meski cinta pernah tertikam belati
cukuplah kisahnya menjadi lipat kenang
di buku-buku dongeng pengantar tidur
Ruang Kata, 8 Desember 2021
***
MENGINTERI GABAH
: Petuah Tampah
/
rangkaian kebaikan telah memilin rasa
melilit dari satu masa ke masa
teranyam indah di rimbun rindu
yang menancap tajam ke ulu hati ;perempuan
//
di senjakala
seorang bocah hilang
digondhol wewe gombel
tangis pilu melebur
di antara parade tetabuhan tampah
riuh mengelilingi jalanan kampung
menembus pintu dimensi lain
menjemput kembali raga sang bocah
di bawah pohon trembesi tua
bocah malang linglung
tak ingat ayah
tak ingat ibu
tatapnya nanar tertutup tabir
:kosong dan hampa
hingga gemuruh tabuh tampah keramat
menuntunnya kembali pulang
2
///
mungkin ini saatnya menatah kembali harapan
nada-nada terdampar di birama semesta
merayu syahdu di antara bunyi lesung, desir angin dan celoteh angsa
perempuan itu menatah kembali harapan dengan lembut
duduk memangku tampah
menginteri gabah
memutar-mutar memilih padi bernas
membuang yang kosong
////
kata-kata tersekap
di antara lipat anyaman bambu
menjadi percik gairah di celah-celah benak
benar ternyata,
“keluasan dan kekayaan hati itu ada di balik kesederhanaan”
Ruang Kata, 11 Juli 2021
***
Iis Singgih, lahir dan besar di kota Malang. Penulis buku “Doa Burung-Burung Urban” aktif mengirimkan karya-karyanya ke media baik online maupun off line. Giat dalam komunitas GENITRI dan pendiri rumah belajar Cemerlang. Alumni di kelas puisi RUANG KATA ini bisa dihubungi di No. Wa 085604516933 atau alamat email iissinggih@gmail.com
Alamat: Jln. Sumber Wuni Gang Mangga No. 40 RT03 RW03
Kalirejo Lawang Malang Jawa Timur
085604516933
