Hendrika LW
Aku,
terkapar di sini
di atas pembaringanku sendiri
Karena tulang belulangku,
serasa remuk rempu,
tak mampu menyangga tubuh rentaku
Kukumpulkan segenap kekuatan
untuk memulihkan belulangku
Kususun lagi,
ruas demi ruas
Kurakit lagi persendian ini,
semili demi semili
agar kumampu berdiri tegak
Kulangkahkan kakiku,
dengan doa-doa di setiap tapak
menuju rumah hijau itu
Aku ingin melihat wajah anakku,
yang sudah lama kurindu
Semakin dekat,
hatiku semakin menciut
tapi kucoba untuk tetap lapang
Nyaliku serasa hampir melayang
tapi kugenggam erat, seerat-eratnya, dengan jemari jiwaku
Ribuan mata memandangku getir,
aku hanya bisa merunduk
Hatiku hancur, porak poranda
tapi kucoba untuk tegar,
demi anakku
Anakku,
bawalah ini untuk bekalmu,
sebungkus doa dan cinta Ayah
Anakku bercucuran air mata…
Aku memaafkanmu, Nak,
berdamailah dengan dirimu
Malang entah kapan…….
Hendrika LW, : Wartawan penulis sastra dan penggemar seni peran.