Yogya – Mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur, yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Malaka Yogyakarta (IKAMAYO) ikut berpartisipasi memeriahkan festival budaya Indonesia Timur di Lapangan Panahan Kenari Yogyakarta, Minggu pekan lalu.
Persembahan tarian bidu bertema 7 bidadari yang diperagakan sembilan mahasiswi cantik IKAMAYO, spontan membuat penonton yang hadir di acara Festival Budaya yang diadakan oleh Sc.PERMAINTI, di malam itu gempar. Ratusan penonton terkesima menyaksikan atraksi kesenian asal daerah perbatasan Timor Leste itu.
Ketua IKAMAYO, Felisberto F.D.Nasimento mengatakan tarian bidu yang ikut meriahkan festival budaya, merupakan budaya masyarakat Malaka yang diwariskan oleh nenek moyang. “Tarian bidu pada dasarnya ditampilkan dalam acara-acara resmi dan juga non resmi yang dibawakan oleh beberapa wanita dan pria dengan lambat dan gerakan tangan yang elok diiringi musik elele yang menyentuh hati”katanya.
Dijelaskan, tarian ini biasanya ditampilkan dalam acara-acara resmi dan juga non resmi yang dibawakan oleh beberapa wanita dan pria dengan lambat dan gerakan tangan yang elok diiringi musik elele yang menyentuh hati.
Sementara Paskalis Laak salah satu sesepuh IKAMAYO menjelaskan, secara filosiofis, tarian yang dibawakan oleh IKAMAYO tujuh bidadari menceritakan tentang ketujuh puteri raja dari khayangan yang turun ke bumi untuk bersenang-senang di bawah air terjun, saat hari mulai gelap ketujuh puteri tersebut bersiap-siap untuk kembali ke khayangan.
Namun puteri bungsu telah kehilangan selendangnya sehingga ia tak bisa kembali ke khayangan bersama keenam saudaranya itu. Puteri bungsu kemudian diselamatkan oleh seorang pangeran dan pengawalnya kemudian membawa puteri bungsu ke kediaman sang Pangeran.
“Pada akhirnya pangeran menikahi puteri bungsu dan hidup bahagia,”tandas alumni Sekolah Tinggi Filsafat Ledalero Flores NTT.
Paskalis menambahkan tepuk tangan dan sorakan mengiringi alunan musik elele saat ketujuh Puteri mulai memasuki panggung. Semua mata tertuju pada keindahan kain adat Malaka (tais marobo) dan kecantikan ketujuh puteri tersebut.
Lanjut Paskalis Laak, IKAMAYO memiliki tanggung jawab penuh untuk memperkenalkan budaya Malaka khususnya dan NTT di Yogyakarta bahkan Dunia.
Mantan dosen Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan ini berharap Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Timur turut memberikan bantuan sarana seni budaya untuk mempromosikan NTT di Yogyakarta.