Bone–Enam hari berlalu sejak tragedi penembakan yang merenggut nyawa advokat Rudi S. Gani. Kasus ini menyita perhatian publik di Kabupaten Bone, mendorong Polres Bone dan Polda Sulsel membentuk tim gabungan untuk mengungkap tabir di balik insiden berdarah tersebut.
Bertempat di Warkop Melocca, Jalan Sultan Hasanuddin, Kapolres Bone AKBP Erwin Syah, S.I.K., M.H., memberikan keterangan pers terkait perkembangan penyelidikan. “Kami telah mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk 11 Senapan Angin dan beberapa teropong yang kami kumpulkan dari warga sekitar lokasi kejadian. Barang-barang ini akan kami kaji lebih lanjut,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil otopsi, proyektil yang ditemukan di tubuh korban teridentifikasi berasal dari senapan angin. Hal ini mempersempit ruang lingkup penyelidikan tim gabungan. Namun, hingga kini, belum ada petunjuk kuat yang mengarah kepada pelaku. “Kami masih terus memeriksa saksi-saksi dan mengumpulkan informasi tambahan,” ujar AKBP Erwin.
Tim penyidik telah memeriksa 14 saksi, termasuk istri korban dan tiga tukang yang sedang bekerja di kantor korban di Desa Patukku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, saat kejadian berlangsung. Penyidik juga fokus memeriksa warga yang pernah berperkara dengan korban, mengingat profesinya sebagai pengacara kerap bersinggungan dengan banyak pihak.
“Pendalaman motif menjadi prioritas kami hari ini. Lingkaran terdekat korban, mulai dari keluarga hingga pihak-pihak yang pernah berkonflik dengannya, terus kami telusuri,” tambah Kapolres.
Motif Penembakan masih menjadi teka-teki besar. Sebagai seorang advokat yang dikenal menangani kasus-kasus sensitif, Rudi S. Gani diduga memiliki banyak musuh. Namun, penyidik menekankan bahwa semua kemungkinan masih terbuka.
Kapolres Erwin memastikan bahwa pihaknya bekerja secara terbuka dan profesional. Ia juga mengajak media untuk membantu menyampaikan informasi yang edukatif kepada masyarakat. “Ketika ditemukan bukti-bukti yang mengarah kepada pelaku, kami akan segera menyampaikan perkembangan kepada publik. Kami juga mengimbau masyarakat yang memiliki informasi untuk melapor, dan kami menjamin kerahasiaan identitas pelapor.”
Insiden penembakan terjadi saat Rudi S. Gani sedang menggelar makan malam bersama keluarga di kantornya yang masih dalam tahap pembangunan. Korban ditembak oleh orang tak dikenal di bagian wajah. Ia meninggal dalam perjalanan menuju Puskesmas Lappariaja.
Kejadian ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Bone. Di tengah duka, harapan tetap tumbuh agar pelaku segera terungkap dan keadilan ditegakkan.
Kasus ini menjadi ujian besar bagi Polres Bone dan Polda Sulsel. Dengan segala upaya yang dilakukan, masyarakat menantikan titik terang dari tragedi yang menggemparkan ini. Sementara itu, tim gabungan terus bekerja tanpa henti di lapangan, mengumpulkan setiap petunjuk demi mengungkap kebenaran. (*)