KEFAMENANU- Hingga kini guru PNS di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur masih minim. Sekolah-sekolah di pedalaman hanya memiliki dua hingga tiga guru PNS. Selebihnya guru kontrak atau swasta.
Salah seorang pemerhati pendidikan, Wensislaus Lakamnasi, S.Ag, mengharapkan pemerintah daerah mempermudah syarat penerimaan menjadi guru pegawai tidak tetap (PTT).
Saat ini pemerintah daerah sedang menyeleksi calon PTT. Data yang diperoleh, pelamar mencapai 8129 orang, namun banyak guru tidak lolos seleksi karena IPK tidak memenuhi syarat.
“Soal IPK mohon ditinjau kembali oleh Pemerintah Kabupaten TTU,”pinta Wensislaus Lakamnasi,
Minggu (13/03)
Menurutnya pada tahap pertama penerimaan PTT banyak yang tidak lolos lantaran kurang informasi dan syarat IPK. Karena itu ia minta pemerintah daerah mempermudah syarat guru PTT.
“Banyak Guru tidak lolos seleksi karena IPK tidak memenuhi syarat,” ujarnya.
Dengan kondisi keterbatasan guru PNS Wensislaus Lakamnasi kwatir suatu waktu banyak sekolah bisa tutup karena ketiadaan Guru.
“Di pelosok pelosok atau sekolah yang baru dibangun, kebanyakan Guru PNS berkisar satu sampai tiga orang,”tandasnya.
Ia tidak sependapat dengan syarat IPK tinggi lantaran hanya soal stigmatisasi saja. Seakan akan IPK tinggi itu pintar, sementara IPK rendah itu bodoh.
“Syarat IPK mungkin bisa dipertimbangkan lagi,”pungkasnya.
