Simponi Alam
Oleh : Hendrika LW
Mengalun sendu
mengalir dari hulu ke hilir
Meliuk di antara riak-riak
dan lambai pepohonan yang berjejer, lembut menggesek alam
Itulah alunan air mengalir
Pohon gemulai menari
Ketika angin mengibas dedaunan
Memercikkan suara alam
Menggetarkan ranting yang terus bergoyang
Mengikuti arah angin berhembus
Senja nan memesona
Seiring gemercik gerimis berjatuhan
Mengkristal laksana butiran mutiara
yang menempel dedaunan basah
Bergoyang perlahan, menghantar senja
demi mengukur mimpi pada malam
Kala cakrawala bernyanyi
Pohon-pohon pun ikut menari
Menjadi lukisan memesona
mempercantik semesta
Rerumputan di padang
serta ternak-ternak tambun
Kanopi pepohonan berimbun
Menambah eksotika
Pegunungan menimbun
Tapi kini,
Kala pohon tak lagi merindang
Kala sungai tak lagi mengalir bening
Bahkan kering kerontang
Karena kemarau panjang meradang
Huh, panas dan gerah
Oh pepohonan tanpa daun…
Cerita Saat Senja
Oleh : Hendrika LW
Langit biru bertabur bintang
Rembulan tersenyum menyaksikan
Anak-anak bermain riang
Di bawah siraman cahaya malam
Di antara pohon jambu dan kunang-kunang
Pagi pun bersorak senang
Menyambut hangat mentari
dengan nyanyian si jantan yang kian lantang
Hingga gerombolan unggas
Bergegas mencari makan
Di antara tumpukan damen
yang terhampar di pelataran
Sawah hijau membentang
Mulai menguning dengan bulir-bulir padi yang menjuntai penuh isi
Untuk memenuhi lumbung
Pemberi harapan saat musim paceklik
Sungai mengalir bening
dari sumber abadi sepanjang musim
Hingga ikan-ikan, kepiting, siput, belut, udang, katak dan lainnya
tak pernah mati
Ohh aroma,
Sesaji yang tertata di sudut-sudut rumah, kebun dan sawah
Juga di bawah pepohonan yang rindang
Sebagai ujud syukur dan mohon perlindungan pada semesta
Ohh aroma,
Mistis yang menggelayut pada pohon-pohon besar
dan aliran sungai yang tak bisa
Diludahi atau pun dikencingi
Apalagi ditebang sesuka hati
Ohh aroma,
Kearifan yang membawa sejahtera
alam semesta
Tapi itu dulu….