MAKASSAR–Dalam upaya menyuarakan pandangan kritis terkait kebijakan penanaman pisang yang diusung oleh PJ Gubernur Sulsel, Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Sulsel Bersatu (APMS) menggelar sebuah acara lomba makan pisang yang unik. Acara yang diintegrasikan dengan talkshow dan dialog interaktif ini menjadi sorotan dengan 140 tim peserta yang terdiri dari 420 orang.
Kegiatan ini berlangsung di lahan terbuka di Jalan Rappocini Raya, dan menarik perhatian dengan kehadiran beberapa peserta yang membawa monyet (atau dalam bahasa Bugis, “Lanceng”) yang ikut menikmati pisang dalam lomba makan pisang.
Acara dimulai dengan pandangan kritis terhadap kebijakan penanaman pisang oleh aktivis pertanian Rahmat Aidil dan Rafi’i Hidayat. Mereka menyoroti ketidaksesuaian kebijakan dengan kondisi tanah dan budaya pertanian lokal, serta potensi kerugian bagi petani.
Pada sesi dialog interaktif, peserta Gilang memberikan dukungan kepada gerakan penolakan kebijakan PJ Gubernur, menyoroti kurangnya sosialisasi dan ketidaksesuaian dengan kebutuhan daerah.
Setelah sesi talkshow dan dialog, acara seru berlanjut dengan lomba makan pisang. Peserta diminta untuk menghabiskan 5 kg pisang secara maraton, dengan rekor tercepat berhasil menghabiskan 3,6 kg pisang dalam waktu hanya 3 menit. Lomba ini mempertontonkan kecanggihan dan kecepatan peserta, dengan 138 tim berpartisipasi.
Kegiatan ini berhasil menarik perhatian lebih dari 700 penonton yang meramaikan acara. Hadiah-hadiah menarik seperti HP, kompor gas, rice cooker, dan kipas angin disediakan untuk para juara. Acara ini juga semakin menarik karena di akhir acara, ada atraksi dari monyet yang ikut makan pisang, menambah nuansa hiburan pada keseluruhan kegiatan. (*)
