MALANG- Dugaan praktik tidak terpuji yang dilakoni oknum tertentu guna meraup suara, di Kabupaten Malang mulai terkuak. Kasus ini menimpa caleg muda partai beringin yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu dalam hal KPU Kabupaten Malang.. Sejumlah media massa menjadikannya sebagai skandal “main nata” antara eks Ketua KPU Kabupaten Malang Anis Suhartini (AS) dengan Ali Ahmad (Gus Ali), caleg DPR RI dapil Malang Raya.
Dugaan kasus politik kotor ini menyita perhatian publik. Apalagi, AS beberapa kali dipanggil tim Polda Jawa Timur untuk dimintai keterangan.
Salah satu sumber terpercaya mengaku cara mengetahui praktek tidak fair tersebut. Menurutnya, strategi yang dimainkan sangat rapi. Menurut sumber ini, agar ‘ekor’ tidak bergerak liar, maka ‘kepala’ yang dikendalikan.
“Yang saya tahu, oknum penyelenggara Pemilu di Kabupaten Malang itu ‘player’. Dia tidak hanya menampung uang GA saja, tetapi juga caleg-caleg yang lain,” ungkapnya Rabu (23/7).
Besarnya aliran dana dari para caleg tersebut bervariasi. Tergantung sasaran tembak tujuan. Disesuaikan dengan tingkatannya. “Untuk caleg DPRD berbeda dengan pusat. Kisaran ratusan hingga miliar,” ujarnya
Praktek terselubung ini tidak benar-benar aman. Sudah menjadi rahasia umum. “Ade ‘upeti” untuk oknum penyelenggara,”tandasnya.
Awak media mendapatkan bocoran, adanya suntikan dari caleg DPR RI berinisial AI. Caleg muda dari partai berlambang beringin ini diduga bertransaksi dengan AS agar perolehan suaranya dikawal. Praktik yang diterapkan AS di lapangan pun sama dengan ‘operasi senyap’ untuk pengamanan GA.
“Distribusinya seperti apa, tentu sudah diatur sedemikian rupa. Instruksi yang diberikan juga sistematis,” urainya.
Bahkan percakapan antara AS dengan timnya soal koordinasi dengan AI pun sempat bocor. Isi percakapan itu sudah ada diketahui wartawan dan disimpan sebagai data yang bisa dipertanggungjawabkan.
*Karena relasi kuat itu, AI kabarnya juga sudah dipanggil dua kali oleh tim Polda Jatim untuk dimintai keterangan.
Fokusnya mengkonfirmasi percakapan antara Irawan dengan AS. Apalagi, berembus warta HP milik eks ketua KPU Kabupaten Malang yang disita Polda Jatim.
Hasilnya Ai meraih 60.450 di dapil Malang Raya dan melenggang ke Senayan. Untuk diketahui komunikasi beberapa pihak terkait dugaan adanya praktek kotor pada pemilu lalu, bocor ke wartawan.