BONE–Dr. H. Muh. Aras, SPd, MM, anggota DPR RI dari Komisi V Fraksi PPP, secara resmi melakukan meresmikan Jembatan Gantung Bune di Desa Bune, Kecamatan Libureng, pada hari Sabtu, 13 Januari 2024. Dalam acara peresmian yang penuh kegembiraan, jembatan itu diberi nama “Jembatan Sahabat Aras Desa Bune Kecamatan Libureng” sebagai bentuk apresiasi terhadap peran besar Dr. H. Muh. Aras dalam pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut.
Dalam sambutannya, Dr. H. Muh. Aras menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat yang telah memberikan usulan-usulan penting yang sangat dibutuhkan. “Alhamdulillah, setelah tanda tangan, hanya dalam waktu kurang lebih 10 bulan, jembatan Desa Bune ini berhasil kita resmikan. Saya sangat bersyukur melihat kebahagiaan masyarakat yang luar biasa,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, jembatan diberi nama sesuai dengan inisial dan identitas pribadi Dr. H. Muh. Aras. “Walaupun bukan nama saya, tetapi identik dengan saya. Semoga jembatan ini menjadi ikatan persaudaraan dan kemajuan bagi masyarakat Desa Bune dan sekitarnya,” tambahnya.
Dr. H. Muh. Aras juga mengungkapkan peran penting partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan. “Semua yang kita berikan memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Ini menjadi contoh nyata bahwa partisipasi aktif dari masyarakat dapat menciptakan perubahan positif,” ungkapnya.
Beliau juga menceritakan pengalaman sebelumnya dalam menanggapi kondisi darurat. “Pada bulan Februari tahun lalu, saya sudah menempatkan jembatan di tempat lain untuk mengatasi kerusakan jembatan di Kabupaten Soppeng yang hanyut. Dengan kerja keras teman-teman dari PUPR dan dukungan masyarakat, jembatan itu selesai dalam waktu singkat, lebih cepat dari jadwal yang ditentukan.”
Selama lima tahun menjabat sebagai anggota DPR RI, Dr. H. Muh. Aras berhasil menyelesaikan enam jembatan gantung, termasuk jembatan gantung Desa Bune yang diberi nama “Sahabat Aras Desa Bune Kecamatan Libureng”. Dia berkomitmen untuk terus berupaya memajukan wilayahnya dengan melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan pembangunan.
“Masyarakat harus terbuka dan aktif menyampaikan kebutuhan mereka, karena kami tidak mungkin tahu secara detail letak geografis di Sulawesi Selatan. Melalui berbagai program infrastruktur berbasis kemasyarakatan, kami berharap Sulawesi Selatan dapat menapaki kemajuan seiring dengan daerah-daerah lain di Indonesia,” tutupnya sambil berjanji akan melanjutkan upaya pembangunan dengan merencanakan peletakan batu pertama untuk jembatan gantung yang ke-delapan dalam waktu dekat. (*)
