Kebun Hidroponik di TTU, Inisiatif Hijau Yang Mendukung Kemandirian Pangan dan Ekonomi Warga

Kebun Hidroponik Di Ttu, Inisiatif Hijau Yang Mendukung Kemandirian Pangan Dan Ekonomi Warga
Sosmed-Whatsapp-Green
Zonanusantara.com Hadir di WhatsApp Channel
Follow

KEFAMENANU,- Seiring dengan semakin terbatasnya lahan pertanian di perkotaan, warga Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, menemukan solusi cerdas dengan mengembangkan TTU Sulap Pekarangan Rumah Jadi Kebun Hidroponik.

Kebun ini tidak hanya menjawab tantangan keterbatasan lahan, tetapi juga menjadi sumber penghasilan baru bagi warga.

Gagasan kebun hidroponik ini dirintis oleh tokoh ekonomi NTT, Fransiscus Go, dan kini berdiri di atas lahan 2.000 meter persegi dengan empat rumah kaca yang mendukung proses budidaya tanaman hidroponik.

Kebun ini dikelola oleh Yustinus Go dan memproduksi berbagai jenis sayuran seperti selada, kangkung, pakcoy, hingga bayam merah. Dalam waktu hanya empat bulan sejak berdiri, kebun hidroponik ini telah menjadi pilihan warga Kefamenanu baik untuk konsumsi pribadi maupun keperluan komersial.

Yustinus mengungkapkan, sejak awal dibuka, kebun ini menarik perhatian berbagai kalangan masyarakat, mulai dari ibu rumah tangga hingga akademisi.

Baca Juga :  Yasir Machmud Unggul dengan 51.843 Suara, Gerindra Siap Tempuh Jalur Hukum Tuntut yang Berani Rubah Data

Kebun ini juga menyediakan kesempatan bagi siapa saja yang ingin belajar cara bercocok tanam dengan metode hidroponik, yang dinilai cocok bagi lingkungan perkotaan.

“Kebun ini terbuka bagi masyarakat umum, baik untuk berbelanja sayur atau untuk mempelajari langsung proses tanam hidroponik,” ujar Yustinus, Rabu (6/11/2024).

SUMBER PENDAPATAN BARU BAGI WARGA

Selain berkontribusi dalam menyediakan sayuran segar untuk kebutuhan lokal, kebun hidroponik ini juga menciptakan peluang ekonomi. Dalam sehari, Yustinus bisa memanen hingga 20 kilogram sayuran hidroponik. Hasil panen dijual kepada pelanggan tetap seperti rumah makan, pasar, dan bahkan rumah sakit setempat.

Dengan pengelolaan yang efektif, Yustinus juga mengandalkan jaringan pedagang sayur di pasar untuk mendistribusikan produk hidroponiknya.

“Setiap hari, para pedagang bisa menjual 3-4 kilogram sayuran. Jalur distribusi kami termasuk pedagang sayur, rumah makan, dan rumah sakit untuk kebutuhan pasien,” jelasnya.

MENGATASI TANTANGAN DALAM BUDIDAYA HIDROPONIK

Namun, budidaya hidroponik bukan tanpa tantangan. Yustinus mengungkapkan bahwa kebersihan saluran pipa air sangat penting untuk menjaga pertumbuhan tanaman.

Baca Juga :  Gandeng Seasoldier, PIS Gelar Literasi Kelautan dan Penanaman Mangrove di Bali

“Lumut pada pipa harus rutin dibersihkan, karena jika tidak, akan menghambat pertumbuhan sayuran,” ujar Yustinus.

Semua perakitan sistem hidroponik, termasuk pembuatan wadah tanam, dilakukan sendiri oleh Yustinus yang belajar secara otodidak.

PILIHAN SEGAR BAGI PENGUSAHA KULINER

Anggraini Setyowaty, pemilik usaha rumah makan di Kefamenanu, merasakan manfaat langsung dari kebun hidroponik ini. Ia rutin membeli sayuran selada untuk menu lalapan di warungnya.

Kebun Hidroponik Di Ttu, Inisiatif Hijau Yang Mendukung Kemandirian Pangan Dan Ekonomi Warga

“Sayuran hidroponik lebih segar dan manis, dan harganya lebih terjangkau. Selada hidroponik membuat menu lalapan kami menjadi favorit pelanggan,” ujarnya.

Dengan inisiatif ini, kebun hidroponik di Kefamenanu bukan hanya menyediakan sayuran segar tetapi juga berperan sebagai pusat edukasi dan inspirasi bagi warga sekitar untuk memanfaatkan pekarangan secara produktif.

Ikuti Zonanusantara.com untuk mendapatkan informasi terkini.
Klik WhatsApp Channel & Google News

Related posts