KEFAMENANU,- Seiring dengan semakin terbatasnya lahan pertanian di perkotaan, warga Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, menemukan solusi cerdas dengan mengembangkan TTU Sulap Pekarangan Rumah Jadi Kebun Hidroponik.
Kebun ini tidak hanya menjawab tantangan keterbatasan lahan, tetapi juga menjadi sumber penghasilan baru bagi warga.
Gagasan kebun hidroponik ini dirintis oleh tokoh ekonomi NTT, Fransiscus Go, dan kini berdiri di atas lahan 2.000 meter persegi dengan empat rumah kaca yang mendukung proses budidaya tanaman hidroponik.
Kebun ini dikelola oleh Yustinus Go dan memproduksi berbagai jenis sayuran seperti selada, kangkung, pakcoy, hingga bayam merah. Dalam waktu hanya empat bulan sejak berdiri, kebun hidroponik ini telah menjadi pilihan warga Kefamenanu baik untuk konsumsi pribadi maupun keperluan komersial.
Yustinus mengungkapkan, sejak awal dibuka, kebun ini menarik perhatian berbagai kalangan masyarakat, mulai dari ibu rumah tangga hingga akademisi.
Kebun ini juga menyediakan kesempatan bagi siapa saja yang ingin belajar cara bercocok tanam dengan metode hidroponik, yang dinilai cocok bagi lingkungan perkotaan.
“Kebun ini terbuka bagi masyarakat umum, baik untuk berbelanja sayur atau untuk mempelajari langsung proses tanam hidroponik,” ujar Yustinus, Rabu (6/11/2024).
SUMBER PENDAPATAN BARU BAGI WARGA
Selain berkontribusi dalam menyediakan sayuran segar untuk kebutuhan lokal, kebun hidroponik ini juga menciptakan peluang ekonomi. Dalam sehari, Yustinus bisa memanen hingga 20 kilogram sayuran hidroponik. Hasil panen dijual kepada pelanggan tetap seperti rumah makan, pasar, dan bahkan rumah sakit setempat.
Dengan pengelolaan yang efektif, Yustinus juga mengandalkan jaringan pedagang sayur di pasar untuk mendistribusikan produk hidroponiknya.
“Setiap hari, para pedagang bisa menjual 3-4 kilogram sayuran. Jalur distribusi kami termasuk pedagang sayur, rumah makan, dan rumah sakit untuk kebutuhan pasien,” jelasnya.
MENGATASI TANTANGAN DALAM BUDIDAYA HIDROPONIK
Namun, budidaya hidroponik bukan tanpa tantangan. Yustinus mengungkapkan bahwa kebersihan saluran pipa air sangat penting untuk menjaga pertumbuhan tanaman.
“Lumut pada pipa harus rutin dibersihkan, karena jika tidak, akan menghambat pertumbuhan sayuran,” ujar Yustinus.
Semua perakitan sistem hidroponik, termasuk pembuatan wadah tanam, dilakukan sendiri oleh Yustinus yang belajar secara otodidak.
PILIHAN SEGAR BAGI PENGUSAHA KULINER
Anggraini Setyowaty, pemilik usaha rumah makan di Kefamenanu, merasakan manfaat langsung dari kebun hidroponik ini. Ia rutin membeli sayuran selada untuk menu lalapan di warungnya.
“Sayuran hidroponik lebih segar dan manis, dan harganya lebih terjangkau. Selada hidroponik membuat menu lalapan kami menjadi favorit pelanggan,” ujarnya.
Dengan inisiatif ini, kebun hidroponik di Kefamenanu bukan hanya menyediakan sayuran segar tetapi juga berperan sebagai pusat edukasi dan inspirasi bagi warga sekitar untuk memanfaatkan pekarangan secara produktif.