JAKARTA – Menyambut Hari Ibu ke-96 yang jatuh pada 22 Desember 2024, pemerintah melalui Kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (KPPPA) meluncurkan tiga program prioritas untuk memperkuat peran perempuan dan anak dalam pembangunan bangsa. Program tersebut adalah Ruang Bersama Indonesia (RBI), pengembangan layanan Sapa129, dan penguatan Satu Data Perempuan dan Anak berbasis desa.
RBI dirancang sebagai pengembangan dari program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) yang menitikberatkan pada penyediaan ruang inklusif untuk perempuan dan anak. Menteri PPPA, Arifah Choiri Fauzi, menyebut RBI sebagai langkah nyata untuk memberdayakan perempuan dan membangun generasi emas.
“Melalui RBI, kami menciptakan ruang yang mendukung perempuan mengembangkan keterampilan dan anak-anak bermain dengan nilai-nilai lokal yang sarat makna,” ujarnya dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Senin (16/12/2024).
RBI menawarkan pelatihan keterampilan bagi perempuan, ruang bermain berbasis budaya bagi anak-anak, serta edukasi untuk menghadapi tantangan digitalisasi. RBI juga akan menjadi sumber data penting yang mendukung program Satu Data Perempuan dan Anak.
Pada tahap awal, RBI akan diterapkan di enam wilayah percontohan, seperti Malang, Tangerang, dan Jambi. Indikator keberhasilan program ini meliputi penurunan angka stunting, kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta peningkatan keterlibatan perempuan dalam pembangunan desa.
Program kedua, Sapa129, hadir sebagai platform pelaporan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Layanan ini memberikan respons cepat terhadap laporan dan menjadi sarana edukasi masyarakat.
“Kami ingin memastikan setiap laporan ditangani dengan cepat dan tepat, sekaligus mendorong masyarakat lebih peduli terhadap isu kekerasan,” jelas Menteri Arifah.
Satu Data Perempuan dan Anak berbasis desa menjadi pondasi penting untuk pembangunan yang efektif. Data ini digunakan untuk memetakan isu-isu seperti kekerasan berbasis gender, stunting, hingga pendidikan.
“Dengan data yang akurat, intervensi di tingkat desa dapat dilakukan secara spesifik dan terukur,” tambah Arifah.
Data Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indonesia menunjukkan peningkatan dari 89,42 pada 2010 menjadi 91,85 pada 2023. Selain itu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan juga meningkat dari 50,22% pada 2014 menjadi 54,52% pada 2023.
Namun, Menteri Arifah mengingatkan bahwa tantangan seperti stunting, pernikahan dini, dan kekerasan berbasis gender masih membutuhkan perhatian khusus.
“Kami terus berupaya menciptakan kebijakan yang inklusif untuk memastikan perempuan dan anak mendapat perlindungan dan akses yang setara,” tegasnya.
Hari Ibu ke-96 menjadi momen penting untuk menghormati perjuangan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Puncak peringatan akan ditandai dengan peluncuran program Ruang Bersama Indonesia, yang diharapkan mampu memperkuat langkah pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
“Kami percaya perempuan Indonesia akan terus menjadi motor penggerak pembangunan. Bersama-sama, kita wujudkan generasi emas yang siap bersaing di kancah global,” tutup Arifah.