KEFAMENANU ZN,- Berbagai cara dilakukan Pemerintah, BUMN, BUMD dan NGO dalam menekan angka stunting di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur.
Bank BRI Cabang Kefamenanu misalnya, mempunyai cara tersendiri mendukung pencegahan angka stunting di Kabupaten yang berbatasan darat langsung dengan Districk Oecusse Timor Leste.
Senin, (22/1/2024) keluarga besar BRI Cabang Kefamenanu melakukan pemberian bantuan alat kesehatan Antropometri KIT dan bantuan makanan tambahan bagi bayi dan balita penderita stunting di Kecamatan Miomaffo Tengah.
Pemberian bantuan ini disaksikan langsung Kepala Dinas Kesehatan, Robertus Tjeunfin, Camat Miomaffo Tengah, Yosep Ola Kono, Kepala Desa Bijaepasu, Aprianus Fufu dan Kepala Puskesmas Bijaepasu, Angelina I. A. Lau.
Pimpinan BRI Cabang Kefamenanu, Dede Candra Muludin mengatakan, pemberian bantuan ini merupakan salah satu bentuk BRI Peduli sebagai suport kepada masyarakat, terutama bayi dan balita penderita stunting.
“Karena anak-anak adalah fondasi pemerintah kedepannya maka harus diperhatikan sehingga BRI suport dalam program BRI Peduli,” kata Dede Candra, Senin.
Menurut Candra, begitu ia disapa ada tiga Puskesmas menjadi target Program BRI Peduli selain Puskesmas Bijaepasu.
Ia berharap, bantuan-bantuan yang ada membantu menekan angka stunting di Kabupaten TTU.
“Kita berharap adanya bantuan ini, ibu-ibu pemilik bayi dan balita penderita stunting lebih konsen untuk perbaikan gizi anak,” tukasnya.
Kepala Dinas Kesehatan, Robertus Tjeunfin menyebut prevalensi stunting di Kabupaten TTU dari total sasaran bayi balita 22 Ribu, capaian penimbangan per Agustus 2023 turun menjadi 22,61 persen. Dari 22,61 persen, ada 4.555 bayi balita masih tergolong stunting.
“Capaian penimbangan per Agustus 2023 alami penurunan 22,61 persen dari 24,41 persen. Artinya bahwa prevalensistunting di KabupatenTTU menunjukkan trend yang masih tinggi,” ujar Roberth.
Roberth menyampaikan terimakasih dukungan dari Bank BRI Cabang Kefamenanu melalui program BRI Peduli dalam menekan angka stunting di Kabupaten TTU.
Ia berharap dengan dukungan BRI melalui program BRI Peduli dan elemen lainnya bisa menekan prevalensi stunting di periode-periode berikut.
“Kita harapkan, selain BUMN, BUMD, NGO juga dari dana Desa melalui pemberian makanan tambahan selama 90 hari dan dana POK dari Puskesmas bisa menekan prevalensi stunting pada periode-periode berikut,” ungkapnya.
Robert pada kesempatan ini menyampaikan, untuk Kabupaten TTU ada beberapa Kecamatan yang masih tinggi prevalensi stunting yakni Mutis, Bikomi Tengah, Noemuti, Maubesi, Insana Fafinesu dengan Insana Utara.
Menurutnya intervensi yang tepat dalam menekan angka stunting adalah dengan pemberian asupan makanan. Sehingga, pungkasnya, pemberian makanan tambahan lebih panjang, lebih efektif dan efisien sehingga stunting itu bisa dicegah.
“Itu solusinya. Perpanjang PMT yang lebih efektif dan efisien,” pungkasnya.