BONE–Pelaksanaan Pilkada serentak 2024 diharapkan berlangsung dengan damai. Harapan ini mengerucut dalam dialog bertajuk Ngobrol Pilkada (NgoPi) Bone, yang digelar di Bunir Cafe pada Minggu, 11 Agustus 2024. Acara yang dilaksanakan oleh media online boneku.com ini mengusung tema Menuju Pilkada Damai: Suara dari Desa, dan menghadirkan sejumlah tokoh penting, termasuk Ketua Apdesi Bone M. Rusli, Komisioner KPU Nuryadi Kadir, serta perwakilan Polres Bone dan Kesbangpol Bone.
Dialog kelima ini menarik perhatian berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, jurnalis, LSM, penggiat demokrasi, akademisi, dan relawan. M. Junaid, salah seorang peserta, menyoroti pentingnya konsistensi kepala desa dalam mewujudkan Pilkada damai tanpa politik uang. “Kita harus dukung kades mewujudkan itu,” tegasnya.
Ketua Apadesi Kabupaten Bone H. Rusli menekankan pentingnya dedikasi seorang kepala desa untuk tetap berada di tengah-tengah masyarakat, meskipun kesibukan kerap kali menghadang. Ia berbagi pengalaman pribadinya, sebelum menghadiri dialog tersebut, dirinya sempat memberikan semangat kepada tim sepak bola dari desanya yang akan berlaga di final. “Pengabdian saya tetap di desa, sesibuk apapun. Sebelum acara ini, saya memberikan semangat bagi tim sepak bola kampung yang akan bertanding di final,” ungkapnya penuh semangat.
Dalam kesempatan yang sama, H. Rusli juga menanggapi polemik yang berkembang terkait dua kepengurusan Apdesi menjelang Pilkada Bone. Ia menjelaskan bahwa DPC Apdesi Bone yang dipimpinnya saat ini telah berusia 17 tahun, dan kepemimpinan Apdesi di Bone telah melalui beberapa periode. “Pada Muscab pertama, terpilihlah A Unru yang kini sudah menjadi anggota DPRD Bone. Muscab kedua memilih Sri Rahayu Usmi, yang saat itu menjabat sebagai Kades Mattirowalie. Kemudian pada Muscab ketiga, terpilih Andi Mappakaya Amir, sahabat saya. Alhamdulillah, di Muscab keempat, saya yang diberikan amanah untuk memimpin DPC Apdesi Bone,” paparnya. H. Rusli juga menyampaikan harapannya agar Apdesi Bone ke depan bisa bersatu, menjaga netralitas, dan menghindari politik praktis.
Menjadi kepala desa sejak tahun 2021 dan kini mengemban amanah sebagai Ketua Apdesi, H. Rusli mengaku semua jabatan yang diraihnya merupakan hal yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. “Ini semua adalah amanah yang harus saya jaga. Sebagai kepala desa, saya harus netral. Apdesi tidak boleh dibawa ke politik praktis, karena itu bisa memicu polemik. Apdesi harus netral, tanpa kepentingan golongan, partai, atau calon,” tegasnya.
Dalam konteks Pilkada Bone, H. Rusli mengungkapkan bahwa masyarakat desa mengharapkan perhatian lebih besar dari pemerintah. Ia menyebutkan bahwa Apdesi akan mengadakan kegiatan “Apdesi Mendengar” dengan menghadirkan para kandidat Pilkada, guna memberikan kesempatan masyarakat desa untuk menyuarakan aspirasinya. “Pilkada damai adalah impian kita semua, dan untuk mencapainya, kepala desa harus netral. Kami di Apdesi sepakat, Pilkada tidak boleh identik dengan politik uang. Masyarakat harus diberi kesempatan memilih tanpa tekanan dan paksaan,” tambahnya.
H. Rusli juga menyoroti kebutuhan pelayanan dasar di desa, terutama di daerah terpencil seperti Bontocani. Ia berharap agar pemimpin Bone ke depan dapat memperhatikan pembangunan infrastruktur dan layanan publik yang merata. “Mengurus KTP saja bisa memakan waktu dua hari bagi warga Bontocani. Begitu pula dengan pelayanan kesehatan, seharusnya RSUD Pancaitana ditempatkan di daerah Selatan atau Barat, karena hal ini sangat dirindukan oleh masyarakat,” tuturnya.
Acara yang dipandu oleh Bahtiar Parenrengi ini berakhir dengan komitmen dari semua peserta untuk menciptakan Pilkada damai. Sebagai penutup, para peserta menandatangani Petisi Pemilu Damai, mengukuhkan tekad bersama untuk mewujudkan Pilkada yang bersih dan damai di Kabupaten Bone. (*)