BONE–Kabupaten Bone, dengan potensi pertanian dan sumber daya air yang melimpah, terus berupaya meningkatkan kesejahteraan petani melalui berbagai inovasi. Salah satu langkah progresif yang kini tengah digalakkan adalah program P3A Berdasi (Berdayakan Irigasi) yang diinisiasi oleh Ketua Harian Komisi Irigasi Kabupaten Bone, Dr. Ir. H. Khalil Syihab, MT. Program ini bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya air tidak hanya untuk irigasi sawah, tetapi juga sebagai sarana meningkatkan taraf hidup petani melalui pemanfaatan multi-fungsi air.
H. Khalil Syihab, yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi (SDA dan BK) Kabupaten Bone, mengungkapkan bahwa inovasi ini adalah bentuk kolaborasi antara pemerintah dan petani. “Air yang digunakan untuk mengairi sawah dapat memiliki manfaat lebih. Di sela-sela musim tanam, petani dapat memanfaatkan lahan yang diairi untuk budidaya ikan seperti ikan nila, lele, hingga tambak air tawar. Tidak hanya itu, air ini juga bisa dimanfaatkan untuk bioflok, produksi pupuk kompos, dan magot,” ujarnya.
Melalui program ini, kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) tidak hanya berfungsi sebagai pengelola irigasi, tetapi juga diberdayakan untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif. H. Khalil menambahkan, bibit ikan dan kebutuhan pendukung lainnya bisa diperoleh melalui kolaborasi dengan dinas terkait, termasuk Dinas Perikanan.
Tak hanya memberikan manfaat ekonomi, inovasi irigasi juga diarahkan untuk pengembangan potensi wisata lokal. Salah satu contoh yang sedang dikembangkan adalah saluran irigasi Ponre-Ponre di Desa Tompo Bulu, Kecamatan Libureng. Mata air Ponre-Ponre yang menjadi sumber irigasi kini tengah disulap menjadi objek wisata yang dinamakan Taman Mata Air Biru atau “The Blue Spring Park”. Dengan kolaborasi antara pemerintah desa dan masyarakat setempat, kawasan ini akan dilengkapi dengan fasilitas seperti gazebo untuk menarik wisatawan lokal.
Selain itu, irigasi di kawasan Jompie dan Lanca juga mulai dikembangkan sebagai objek wisata irigasi, sementara irigasi Palakka telah melalui proses pembenahan untuk tujuan yang sama.
Desa Kajaolaliddong menjadi salah satu desa percontohan dalam inovasi P3A Berdasi. Melalui pemanfaatan irigasi P3A Labocco, petani di desa ini berhasil mengembangkan sistem budidaya ikan nila dan lele yang dipadukan dengan pertanian organik. “Sawah di Desa Kajaolaliddong menggunakan pupuk organik dari hasil pengolahan kompos yang juga dijual hingga ke luar Kabupaten Bone,” jelas H. Khalil.
Dengan berbagai inovasi ini, irigasi di Kabupaten Bone bukan lagi hanya sekadar sistem pengairan sawah, tetapi menjadi sumber kehidupan yang lebih luas bagi masyarakat. Irigasi yang dimanfaatkan secara multifungsi—mulai dari budidaya perikanan, pengolahan pupuk organik, hingga pengembangan wisata—diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat sekitarnya. P3A Berdasi menjadi bukti nyata bahwa inovasi yang tepat bisa mengubah potensi lokal menjadi sumber kesejahteraan yang berkelanjutan. (*)