Memaknai Hari Perhubungan Nasional (Sebuah Refleksi Sejarah)

IMG 20240913 134452 3 - Zonanusantara.com
Andi Abbas
sosmed-whatsapp-green
Zonanusantara.com Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Oleh Dr.  Andi Abbas, SH, MH, M. Si

Setiap menjelang ulang tahun, selalu mengingatkan kepada kita arti dari perjalanan hidup terdahulu dan evaluasi kegiatan hidup di masa kini serta strategi untuk kehidupan mendatang. Ketiga dimensi waktu ini selalu menjadi perenungan bagi setiap hari ulang tahun bagi siapapun, termasuk ulang tahun Kementerian Perhubungan yang akan merayakan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 17 September 2024.

Dari catatan sejarah, Harhubnas dicetuskan Menteri Perhubungan  (Menhub) RI, Frans Seda dan diperingati pertama kali di silang Monas Jakarta tanggal 17 September 1971. Sejak saat itu sejarah terus berulang hingga memasuki usianya yang ke 53 tahun.

Peringatan itu memiliki tiga tujuan utama, pertama; Meningkatkan rasa kebersamaan dan jiwa korsa insan perhubungan dengan mitra kerja jasa perhubungan pada umumnya kedua;

Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab untuk selalu ikut membudayakan peningkatan pelayanan yang lebih baik. Ketiga, meningkatkan penghayatan dan pengamalan Lima Citra Manusia Perhubungan yang salah satu diantaranya adalah Taqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.

Memperingati Harhubnas bukan semata-mata untuk mengenang hari kelahiran suatu organisasi/lembaga di bidang Perhubungan Nasional, namun sebagai momentum sejarah untuk mengingat kembali suatu peristiwa bersejarah di bidang perhubungan yang memberikan inspirasi dan motivasi bagi seluruh bangsa Indonesia dengan tujuan efisien dari segi waktu dan biaya.

Selain itu agar peristiwa itu tidak terlupakan dan akhirnya hilang ditelan oleh rotasi waktu. Peristiwa Harhubnas sebagai pengingat terhadap fondasi yang telah diletakkan oleh para pendahulu. Para sesepuh dan pelaku sejarah itu sendiri khususnya hari lahirnya Perhubungan RI. Bung Karno pernah mengatakan :  Jangan pernah sekali kali melupakan sejarah. (Jas Merah). Dalam bahasa Inggris, sejarah dikenal dengan history atau masa lalu. Historia (Yunani). Selanjutnya oleh J. Bank menjelaskan bahwa sejarah merupakan semua kejadian atau peristiwa masa lalu . Sejarah diartikan sebagai pemahaman akan masa lalu, masa kini dan akan datang. Definisi J Bank, merujuk pada suatu lini masa. Sejarah bukan hanya masa lampau tapi juga masa depan.

Cerita tentang sejarah Harhubnas bukanlah sebuah anekdot yang menghibur. Namun mengandung makna yang mendalam. Menawarkan sebuah kerendahan hati dalam melayani serta mengutamakan transparansi atau keterbukaan informasi publik sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Baca Juga :  Era Perang Kembali

Sekretaris Utama Lemhanas RI, Panca Putra mengatakan Keterbukaan informasi publik adalah sebuah kewajiban pemerintah yang harus dilakukan untuk memberikan akses yang mudah bagi masyarakat dalam memperoleh informasi yang diperlukan.

Apalagi sekarang pelayanan publik yang sebelumnya konvensional tidak efektif dari segi waktu maupun efisien dari aspek biaya karena lambat dan boros, beralih menggunakan digital. Di berbagai plat form media maupun berbagai literasi, peralihan transformasi dari konvesional ke era digital meskipun masih sangat sulit, namun pelayanan publik digital harus segera diaplikasikan untuk kenyamanan masyarakat.

Karena itu melalui perayaan Harhubnas bisa mengelaborasi manajemen konvesional menuju digitalisasi. Ruang – ruang sejarah yang terus berulang setiap tahun bukan sekedar acara serimoni penuh semangat dan meriah. Alasan utamanya adalah menjadikan momentum itu untuk mengintrospeksi diri tentang perjalanan selama satu tahun sebelumnya dan satu tahun ke depan. Ibarat sebuah langkah, pasti ada rekam jejak yang ditinggalkan. Entah itu kesuksesan atau kegagalan. Ini bukan berarti kita harus sempurna tetapi tentang berusaha untuk memperbaiki diri.

Harhubnas itu cermin untuk melihat rekam jejak agar bisa dievaluasi pada momentum seperti sekarang ini. Hari ini, tepatnya Selasa 17 September 2024. Merayakan harhubnas dengan tajuk  “Transportasi Maju, Nusantara Baru”. Tema ini telah menjadi kesepakatan bersama sebagai sebuah instrumen untuk melihat kembali rekam jejak tanpa mengabaikan peristiwa politik dan stabilitas keamanan nasional. Kenyamanan internal dalam sebuah sitem bernegara faktor eksternal ikut mempengaruhi Kementerian Perhubungan ibarat sebuah perahu besar. Kita butuh ketenangan dalam mendayung ke arah mana perahu ini akan ditambatkan pada dermaga yang diimpikan banyak orang yakni  kebahagiaan bersama.

kementerian Perhubungan juga ibarat sebuah rumah besar, yang memiliki tiga kamar. Atau meminjam sejarah dalam Bahasa Arab. Syajaratun yang berarti pohon. Pohon keluarga yang menjadi silsilah atau asal usul sesuatu. Sama seperti pohon yang memiliki tiga cabang yakni udara, laut dan darat. Ketiga cabang ini merupakan penopang utama.

Seperti kita ketahui perhubungan mencakup semua transportasi (darat, laut dan udara). Terwujudnya penyelenggaraan transportasi yang efektif, efisien dan berdaya saing akan menjadi nilai tambah dan menjadi tulang punggung di era dengan tingkat mobilitas yang tinggi.

Baca Juga :  Menakar Masalah di Syahbandar Molawe.

Sudah sekian lama kita mengabdikan diri sebagai pelayan masyarakat. Sebagai operator pemerintah pada bidang masing-masing. Dalam melayani, sering dihadapkan pada konsekuensi dan tanggung jawab yang besar yakni mengutamakan pelayanan prima sebagaimana ditegaskan oleh Direktorat jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI.

Pelayanan yang tidak prima akan berdampak. Membuat masyarakat merasa tidak puas. Ketidakpuasan masyarakat akan diekspresikan dengan  stigma serta penilaian negatif, kendatipun pelayanan sebaik apa pun belum tentu dipuja atau dihargai. Itulah tantangan dan realita bila berhadapan dengan masyarakat sebagai seorang pelayan atau abdi negara. Agung Kurniawan mengatakan pelayan publik adalah pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

Memegang peran sebagai operator regulasi di masing-masing instansi kita sangat dekat dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Anderson, mengtakan bahwa kebijakan publik adalah sebuah hubungan di antara unit pemerintah dengan lingkungannya (masyarakat).

Sebagai insan yang mengandi pada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut kita sadar, bahwa laut adalah kehidupan dan juga inspirasi kehidupan. Dengan begitu banyak rahasia dan keajaiban yang terkunci di kedalamannya, itu adalah bagian penting dari hidup kita. Mari kita bersatu untuk menyelamatkan lautan kita. Sekecil apapun kontribusi itu, karena tidak ada usaha yang tidak berarti, tidak ada setetes air yang terlalu kecil, tidak ada niat baik yang terlalu lemah.

Pada akhirnya kita sadar. Segala sesuatu ada batasnya sesui hukum semesta yang berlaku bahwa semua yang ada di bawah kolom langit ini tidak ada yang permanen. Semua akan berakhir. Saat waktu kita usai, apa pun yang kita miliki akan lepas  dan berpulang kepada sang pemilik kehidupan yang hakiki. Abdikan diri kita sebaik-baiknya agar bermamfaat bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan Negara tercinta yang telah memberi kita banyak hal dalam pengabdian serta kehidupan kita melalui instrumen Negara yang bernama Kementerian Perhubungan RI.

Selamat Hari Perhubungan Nasional.

# Jayalah Perhubungan

# Transportasi Maju

# Nusantara Baru

# Membangun konektivitas

# Darma jala prajatama

# Salam OPTIMIS

 

Dr.H.A.Abbas, SH, MH, M. Si,

KUPP Kelas lll Bungku, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah

 

Ikuti Zonanusantara.com untuk mendapatkan informasi terkini.
Klik WhatsApp Channel & Google News

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *