KEFAMENANU,- Menjelang Hari Raya Paskah 2025, semangat pelayanan dan kepedulian sosial menggema dari Gereja Salomo Maumolo, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Pemuda GMIT Klasis TTU, bersama Dinas Kesehatan dan Puskesmas Sasi, menggelar layanan pengobatan gratis yang terbuka bagi seluruh warga, tanpa memandang agama.
Kegiatan yang berlangsung pada Minggu (13/4) ini bukan sekadar pelayanan medis.
Di baliknya, tersimpan misi kemanusiaan dan penguatan kesadaran hidup sehat, terutama di tengah masyarakat yang masih akrab dengan tradisi-tradisi lokal seperti pengasapan bayi sebuah praktik yang masih dijumpai di wilayah ini.
“Kami ingin menyampaikan pesan bahwa menjaga kesehatan adalah bagian dari iman dan bentuk kasih terhadap sesama,” ujar Ice Marselina Sila, SKM, anggota Badan Pengurus Pemuda GMIT Klasis TTU, usai kegiatan.
Ia menambahkan bahwa pengobatan gratis ini merupakan rangkaian kegiatan menjelang Paskah, namun terbuka luas bagi umat Katolik maupun masyarakat umum.
Kegiatan ini diawali dengan ibadat singkat yang dipimpin oleh Ketua Majelis Klasis TTU, Pendeta Andreas Nubatonis, kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan tentang pola hidup bersih dan sehat.
Sorotan khusus diberikan pada kebiasaan mengasapi bayi tradisi yang secara medis dinilai berisiko bagi kesehatan bayi dan balita.
“Kami tidak sekadar memberikan obat, tetapi juga pengetahuan. Karena kesehatan bukan hanya soal menyembuhkan, tetapi mencegah sejak dini,” tegas salah satu petugas medis dari Puskesmas Sasi yang turut terlibat.
Sedikitnya 100 orang mengikuti kegiatan ini. Mereka datang dengan berbagai keluhan, mulai dari gangguan pernapasan ringan, tekanan darah tinggi, hingga masalah kesehatan ibu dan anak. Warga tampak antusias, bahkan sebagian mengaku baru pertama kali mengikuti layanan medis gratis.
Salah satu warga, Maria Ana, menyampaikan rasa syukurnya. “Saya senang bisa periksa kesehatan gratis. Saya juga jadi tahu kalau mengasapi bayi bisa berbahaya,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Pemuda GMIT Klasis TTU ingin menunjukkan bahwa gereja tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga ruang pelayanan sosial yang merangkul semua kalangan.
Kehadiran pemuda lintas iman di kegiatan ini juga menjadi pesan damai menjelang Paskah bahwa kasih tidak mengenal sekat agama maupun golongan.
“Kami percaya, Paskah bukan hanya tentang kebangkitan Kristus, tetapi juga kebangkitan nilai-nilai kemanusiaan. Dan kesehatan adalah hak setiap orang,” kata Ice menutup pernyataannya.
Dengan semangat ini, diharapkan pelayanan serupa bisa terus dilakukan secara berkala, menjadi jembatan antara gereja, masyarakat, dan dunia kesehatan dalam membangun TTU yang lebih sehat dan inklusif.