Tangan Petani, Napas Ekonomi Desa, Bupati Bone Dorong IP300 Sebagai Gerakan Kemandirian di 42 Ribu Hektar Sawah Irigasi

Tangan Petani, Napas Ekonomi Desa, Bupati Bone Dorong Ip300 Sebagai Gerakan Kemandirian Di 42 Ribu Hektar Sawah Irigasi

Bone — Di bawah sinar mentari pagi yang hangat, hamparan sawah di Desa Welado, Kecamatan Ajangale, tampak hidup oleh semangat para petani yang bersiap menanam padi serentak Rabu, 22 Oktober 2025. Di antara mereka, hadir sosok yang menjadi penggerak utama gerakan pertanian berkelanjutan di Kabupaten Bone Bupati Bone, H. Andi Asman Sulaiman, S.Sos., M.M.

Dengan langkah pasti, Bupati Asman turun langsung ke pematang sawah, menggenggam bibit padi muda, dan menancapkannya di lumpur bersama para petani. Aksi simbolik itu menandai tanam perdana padi IP300 di lahan irigasi seluas 42.000 hektar yang dilakukan serentak di 27 kecamatan.
Kegiatan di Ajangale menjadi pusat acara, sementara kecamatan lain mengikuti secara virtual, menyatukan semangat ribuan petani Bone dalam satu cita: mewujudkan kemandirian pangan dan kesejahteraan petani.

Turut mendampingi Bupati, Ketua TP PKK Kabupaten Bone Hj. Maryam Andi Asman, Kapolres Bone AKBP Agung Setyo Budhi, Dandim 1407/Bone Letkol Inf. La Ode Muh. Idrus, serta sejumlah pejabat daerah: Kadis Kominfo Anwar, Kadis Pertanian Nurdin, S.P., Kepala BKPSDM Edy Saputra Syam, Kadis Ketahanan Pangan H. Rizal, Kasatpol PP Andi Bahar, Camat Ajangale Drs. Andi Wahyu, Kepala Desa Welado Rufi, dan Ketua Kelompok Tani Andalan H. Yunus.

Baca Juga :  Waket DPR RI Rachmat Gobel Dijadwalkan Mengunjungi Lingga

Bupati Andi Asman menegaskan bahwa program IP300 (Indeks Pertanaman 300) bukan sekadar kegiatan tanam, tetapi gerakan intervensi produksi pertanian untuk menjaga keseimbangan ekonomi desa.

“Kita ingin tidak ada lagi ketimpangan. Program ini untuk meningkatkan ekonomi desa, menciptakan lapangan kerja, dan memastikan petani benar-benar menjadi produsen yang berdaya,” ujar Bupati dengan penuh keyakinan.

Ia menjelaskan bahwa IP300 menerapkan sistem tanam, panen, olah dan jual konsep menyeluruh yang menempatkan petani sebagai pelaku utama yang meraih nilai tambah.
Salah satu inovasi penting adalah penerapan metode tanam pindah, yang menurutnya mampu meningkatkan hasil anakan, jumlah malai, dan bulir, serta mengurangi risiko serangan hama tikus.

“Hasil panen dengan sistem tanam pindah terbukti lebih tinggi dibanding sistem tabur. Kita ajarkan teknologi sederhana tapi berdampak besar,” ungkapnya.

Lebih jauh, Bupati Asman memaparkan visi jangka panjang pembangunan pertanian Bone. Menurutnya, Bone kini memiliki peluang besar sebagai pusat agribisnis di Sulawesi Selatan, karena telah didukung akses transportasi udara, dan segera ditunjang dengan pembangunan pelabuhan peti kemas di Kecamatan Tonra.

“Kalau dulu petani sulit menjual hasilnya karena hambatan transportasi, ke depan tidak lagi. Jalan udara sudah ada, jalur laut pun akan menyusul. Artinya, distribusi dan ekspor hasil pertanian akan lebih mudah,” tutur Bupati.

Bupati juga mengungkapkan mimpi besar Bone menghadirkan industri pengolahan padi dan jagung berskala besar sebagai langkah nyata hilirisasi pertanian.

“Kita ingin membangun pabrik industri besar agar produksi padi dan jagung bisa diolah di Bone sendiri. Hilirisasi ini akan meningkatkan nilai tambah dan pendapatan daerah,” tegasnya.

Program IP300 di Bone bukan hanya proyek pertanian, tetapi gerakan sosial-ekonomi yang menumbuhkan harapan baru. Para petani tak lagi sekadar menanam untuk bertahan hidup, melainkan menjadi bagian dari rantai ekonomi yang produktif dan modern.

Baca Juga :  Judi Online Kian Masif, Warga Garut Resah

Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah daerah, aparat keamanan, dan masyarakat tani, tanam perdana di Ajangale menjadi simbol awal perubahan besar dari sawah yang hijau menuju kemandirian pangan dan kemakmuran rakyat Bone. (*)

Tetap Terhubung
Ikuti Zonanusantara.com untuk mendapatkan informasi terkini.

Related posts